ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
20 Maret 2010, 18:03

Golden Ways, Pesan Sukses dari 3 Mawapres

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Materi bertema Membangun Kompetensi Meningkatkan Daya Saing disampaikan Moch Fahmi ST M  NLP ChT, trainer Trustco di awal seminar yang diikuti tiga puluh mahasiswa jurusan Teknik Kimia. Di awal presentasinya, Fahmi membahas mengenai modal yang harus dimiliki seseorang."Modal adalah sumber daya mental yang  akan menarik sumber daya fisik," jelas Fahmi.

Menurutnya semua orang memiliki modal yang sama. Hanya dari segi tindakan saja berbeda. Lebih lanjut ia menerangkan mengenai pentingnya percaya diri. "Keyakinan besar, akan melahirkan potensi besar. Demikian pula dengan tindakan yang besar, nantinya akan membuahkan hasil yang besar pula," paparnya.

Seminar pun berlanjut dengan hadirnya pemateri kedua. Bukan sembarang pemateri, mereka adalah tiga Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) dari tiga universitas, yaitu Zia Mahriyar (ITS), M Khoirul Mubin (UNAIR), R Ahmad Anggi Hakim (UNBRAW).

Usai memperkenalkan diri dengan segunung prestasi yang tercantum di curriculum vitae (CV), ketiganya berbagi pengalaman seputar dunia Mawapres. Zia, begitu sapaan akrab Mawapres asal ITS ini, mengungkapkan keinginannya menjadi mawapres sudah dimulai sejak ia masih mahasiswa baru dulu. "Di semester awal, saya sudah banyak mencari info mengenai mawapres," ungkap mahasiswa yang di awal, sudah bertekad mengukir berbagai prestasi di kampus perjuangan ITS ini.

Lain lagi ceritanya dengan Mubin. "Bisa dibilang jadi mawapres adalah kecelakaan," jelasnya. Mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan Unair ini sering berhubungan dengan kemahasiswaan karena urusan organisasi. "Awalnya disuruh menginformasikan ada lomba mawapres. Tapi karena dari jurusan saya belum ada perwakilan, jadinya saya daftar saja," ungkap mahasiswa yang juga Ketua BEM Fakultas Ekonomi UNAIR ini.

Tak ketinggalan, Hakim turut pula berbagi pengalaman. Sebuah motto yang selama ini dipegangnya, Aktivis, Bermutu, dan Akademis, memotivasi Hakim menjadi mawapres UNBRAW hingga finalis Mawapres Nasional. Sebuah kisah lain yang menginspirasi, "Saat upacara, kakak tingkat saya menerima penghargaan dari rektor karena prestasinya sebagai mawapres. Sejak itulah keinginan menjadi mawapres muncul," ujarnya.

Ketiganya sepakat jika menjadi mawapres adalah sebuah proses. "Tidak ada yang diperoleh serba instan, semuanya butuh perjuangan," jelas Zia. Tak berbeda jauh, Mudin juga mengungkapkan jika mawapres hanyalah sebuah penilaian dari proses selama menjadi mahasiswa. "Jangan berhenti bersikap optimis, positif thinking, dan doa," timpal Hakim. (fi/fn)

Berita Terkait