ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
19 Maret 2010, 08:03

Antara Desainer, Aktivis, dan Entrepreneur

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Central Park adalah sebuah kompleks apartemen yang mencampurkan modernitas dengan alam," jelas lelaki asli Jombang ini. Lantas, ia mulai menggali unsur-unsur di alam yang dapat ia terapkan dalam desainnya. Ia juga menyelaraskan desainnya dengan jargon Central Park, "Everyday is an Extraordinary Life" (setiap hari adalah kehidupan yang luar biasa).

Kata-kata tersebut baginya menunjukkan kehidupan di Central Park yang seolah penuh keajaiban. Maka muncullah Alven dan Elvany, dua peri hutan penjaga kawasan Central Park sebagai maskot dalam desainnya.

Opi, begitu ia biasa disapa, memang sudah mulai sering mengikuti kompetisi desain sejak masuk di ITS. "Niat saya, tahun pertama untuk mengejar IP, tahun kedua untuk aktif di organisasi, dan tahun ketiga, kembali aktif dalam kompetisi," paparnya lugas.

Selama dua semester pertamanya, ia giat mengikuti berbagai macam kompetisi. Beberapa diantaranya kompetisi karikatur untuk website ITS yang ia juarai, juga lomba desain logo Teknik Fisika ITS tahun lalu. Bahkan selama berorganisasi di JMMI dan BEM pun tugas-tugasnya tidak jauh dari urusan desain-mendesain.

Seperti ketika Ramadhan tahun kemarin, ia mengetuai divisi publikasi untuk kegiatan-kegiatan JMMI. Hasilnya? "Ramadhan kemarin, kegiatan-kegiatan JMMI lebih berhasil dari sebelumnya," ucap Steering Comittee Ramadhan Di Kampus 1430 H.

Sejak kecil Opi memang sudah hobi menggambar. Ketika lulus SMA, ia tidak langsung kuliah. Tahu bahwa salah seorang temannya berhasil masuk ke jurusan Despro ITS, Opi tertarik. Tahun berikutnya ia mengikuti tes, dan berhasil lolos masuk prodi Desain Komunikasi Visual.

Lulusan SMU A Wahid Hasyim, Tebuireng, Jombang ini mengaku, bahwa semasa sekolah ia sempat menjadi "master" dalam menggambar. Namun, ketika di ITS, ia merasa belum memiliki skill apa-apa dibandingkan para mahasiswa lain. "Banyak teman-teman (mahasiswa Despro, red) yang juga merasa seperti itu," ceritanya.

Salah satu bidang desain yang sangat diminati oleh Opi adalah branding. Brand, atau label, baginya merupakan sebuah identitas dan pencerminan citra baik. Sebuah brand juga menjadi parameter keberhasilan maupun kegagalan sesuatu yang direpresentasikannya.

Semester ini, Opi memang sedang mendalami branding kota untuk salah satu mata kuliahnya. Ia termasuk dalam sebuah kelompok yang sedang berusaha memunculkan identitas kota Bangkalan, Madura. "Bangkalan mempunyai potensi yang besar untuk menjadi kawasan investasi industri, hal ini yang kami coba terapkan dalam branding kami," ujarnya.

Di BEM, Opi berada dalam divisi Entrepreneur. Seluruh ketertarikannya pada ilmu desain, identitas dan juga enterpreneurship mematangkan cita-citanya. "Saya ingin mempunyai sebuah biro desain sendiri, yang menangani berbagai macam hal, seperti periklanan, ilustrasi, desain web, juga iklan untuk TV," tegas lelaki kelahiran 19 September 1987 ini.

Sekarang, ia tengah merintis sebuah usaha kaos bersama dengan beberapa orang teman dari jurusan lain. Kaos desain mereka dirancang untuk mengangkat identitas dan semangat Islami melalui pesan-pesan bernada positif. Ia berharap bahwa kaos tersebut dapat dinikmati oleh semua khalayak Muslim, tidak hanya di lingkungan ITS.

Selama ini pula, Opi kerap menerima tawaran desain untuk berbagai hal. Beberapa pengalaman menangani permintaan tersebut mengalami kegagalan, namun Opi tak pantang menyerah. "Memang kadang-kadang kita harus gagal berkali-kali dulu sebelum sukses," tekadnya optimis.

Sejauh yang dapat dilihat olehnya, mahasiswa Despro belum banyak mengembangkan bakat mereka di luar kuliah, terutama di bidang entrepreneur. Memang tak sedikit mahasiswa Despro yang mengembangkan usaha mereka sendiri, namun tidak sejalan dengan ilmu yang mereka dapatkan dari kuliah, seperti usaha printing dan warnet.

Padahal, menurut Opi, sayang sekali bila tugas karya mereka berhenti pada penilaian dosen, dan tidak berlanjut pada client atau pada perlombaan. "Saya harap Despro akan mampu mengeluarkan karya-karyanya di pasar, memenangkan kompetisi, dan menerima pesanan bahkan dari luar negeri sekalipun, karena track record dan koneksi paling kuat dihasilkan pada masa menjadi mahasiswa," tutupnya. (lis/bah)

Berita Terkait