Berbicara tentang wirausaha, pasti akan dikaitkan dengan tiga hal yang mendomplang suksesnya seorang wirausaha, yaitu berani meninggalkan zona aman, fokus, dan determinasi dalam arti tak kenal lelah dan menyerah. Tidak dipungkiri pula, hal lain yang menjadi pengganjal seorang dalam berwirausaha adalah modal. Dalam pelatihan ini, semua seluk beluk wirausaha islami dibahas secara detail hingga modal tidak lagi jadi hal utama. Setidaknya, itulah yang dikatakan R Zainal Fatah, penanggung jawab pelatihan tersebut.
Gedung Teater A terlihat semarak dengan dihadirkannya tiga trainer. Drs Soehardjoepri MSi, pembicara pertama mengawali pelatihan dengan berbagi materi motivasi. “Memang sulit menjadi sukses tetapi lebih sulit lagi bila kita tidak sukses,†ungkapnya dengan gaya semangat.
Menurutnya, kerja itu aktualisasi keimanan. “Yang terpenting dalam berusaha itu DUIT (Do’a, Usaha, Iman, Tawakkal),†ungkap pengusaha yang selalu menganggap berbisnis itu bagian dari suatu ibadah.
Berbeda dengan Bisri Ilyas, pembicara kedua yang tak lain seorang pengusaha. Di uasia senjanya, kondisi fisiknya tidak mengurangi semangat dalam berbagi materi strategi dalam berusaha. “Dalam bisnis, modal itu nomor dua. Yang terpenting ada niat dan kepercayaan,†ujar Bisri di atas kursi rodanya. Ia juga potret pengusaha sukses Indonesia. Tak terhitung jumlah perumahan di Sidoarjo dan Gresik yang dimilikinya. Bahkan, Bisri juga mengarang buku yang berjudul Sukses Bisnis Petunjuk Al Quran.
Pembicara ketiga pun hasil didikan Teknik Mesin ITS dan Manajemen Administrasi Universitas Airlangga (Unair), Iman Supriyono. Ia juga seorang pengarang best seller buku Guru Goblok Ketemu Murid Goblok. Untuk memberikan semangat, Iman pun menampilkan potret seorang ibu-ibu yang bekerja keras di tengah kesulitan fisik, yaitu hamil enam bulan.
Aplikasikan Materi dengan Jual Produk
Rasanya tak lengkap bila suatu pelatihan tidak didampingi dengan simulasi. Pasalnya, tanpa adanya suatu simulasi, peserta belum dihadapkan pada kondisi nyata dalam berbisnis. Peserta laki-laki dan perempuan pun masing-masing dibagi menjadi dua kelompok.
Setelah breefing dengan durasi lima menit, mereka diberi kardus berisi pin, stiker, makanan ringan, dan buku Guru Goblok Ketemu Murid Goblok. Mereka diminta menjual barang-barang tersebut sesuai daftar harga yang diberikan.
Hanum Adawya, Ketua Kelompok Satu mengajak kelompoknya berjualan di sekitar kampus ITS. Dengan modal berani dan sedikit rayuan iming-iming, mereka dapat meraup banyak pembeli. “Simulasi ini benar-benar mengajarkan cara membagi waktu yang baik dan strategi berbisnis. Selain itu, kita jadi menghargai uang,†ungkap mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya. Peserta pelatihan ini juga ada yang berasal dari perguruan tinggi lain seperti Unair dan UPN.
Pada akhir acara, kelompok Hanum menjadi salah satu pemenang dengan kegigihannya. "Banyak kunci sukses seorang pengusaha, salah satunya adalah tekun," tambah Hanum yang terinspirasi dari usaha kebab Turki.
Zainal berharap peserta pelatihan yang tak kurang dari 70 orang ini dapat mengaplikasikan materi yang didapat. “Acara akbar pertama ini semoga member manfaat bagi peserta,†imbuhnya. (esy/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung