ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
16 Maret 2010, 07:03

BCL, Reduksi Emisi Karbon Hingga Bentuk Integralistik

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Isu global warming memang tak ada habisnya untuk diperhatikan. Hampir seluruh pelosok negeri ini berlomba-lomba mereduksi emisi gas karbon yang dikhawatirkan melebihi ambang batas yang dapat diterima. Salah satunya, Divisi S 350 yang gaung kegiatan global warming-nya sudah terdengar sejak beberapa waktu lalu.

Anggoro Harry Sulistyawan, Menteri Sosmas mengungkap bahwa ada dua cara untuk mengatasi global warming, yaitu mitigasi dan adaptasi. “Saat ini kita belum melakukan mitigasi, seperti beralih dari sepeda motor ke sepeda,” ujar Anggoro yang juga menuturkan kegiatan S 350 yang masih dalam tahap adaptasi. Contohnya, dengan menanam pohon.

Apa maksud tersirat dari acara tanam pohon ini? Gerakan tanam pohon tak hanya untuk menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan, imbuh Anggoro. “Melalui tanam pohon, kita dapat mengurangi suhu. Tapi, hal lain yang tidak kalah penting adalah membangun kesatuan dan persatuan elemen mahasiswa di kampus ITS dengan menanam bersama,” lanjut mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2006 ini. Pasalnya, punggawa acara ini menginginkan wujud lain dari persatuan itu selain pada kegiatan Hari Biru (pengkaderan massal).

Senada dengan Sang menteri, ketua divisi S 350, Farid Wadjidi mengungkap tujuan lain acara yang dihadiri lebih dari 100 orang. “Menanam pohon juga bisa sebagai sarana olahraga lho,” celotehnya sambil tertawa. "Yang kita lakukan memang kecil tapi setidaknya semoga bisa jadi percontohan," tambah Farid. Acara tanam pohon pun dilakukan di dua tempat, yaitu danau delapan dan danau Fakultas Teknologi Kelautan.

Seusai menanam pohon dengan diselingi canda tawa, seluruh peserta yang sebelumnya terpencar di area penanaman pohon, kembali bergabung di halaman Teknik Material dan Metalurgi. Berbagi kesan dan pesan menjadi bumbu penting dalam setiap berakhirnya suatu acara. Tampak pula Ketua Pecinta Lingkungan Hidup Siklus ITS berbagi sedikit pesan. “Tadi saat menanam, poly bag yang dilepas sudah dibuang kan? Ya, jangan sampai kita berniat mengurangi emisi tapi malah merusak lingkungan,” ungkap Fuguh Alfian.

Tak ketinggalan, Kabiro Pengabdian Masyarakat Teknik Material dan Metalurgi juga bercerita mengenai latar belakang adanya kerjasama dua lembaga yang berbasis sama ini. “ Ini adalah hasi sebuah merger KM ITS. Semoga bisa terus berlanjut,” pungkas Wipri Alma dengan penuh semangat.

Pemotongan tumpeng pun menjadi penutup manis acara yang sukses menanam 200 pohon. Presiden BEM ITS, Muhammad Ersyad yang sebelumnya membuka secara simbolik penanaman bersama Ketua Siklus dan ketua himpunan Teknik Material dan Metalurgi, kembali mendapat kehormatan dalam pemotongan tumpeng. Integralistik memang benar-benar terjadi saat mahasiswa makan bersama dalam satu wadah.(esy/bah)  

Berita Terkait