ITS News

Minggu, 21 Desember 2025
13 Maret 2010, 23:03

Beradu Gagasan Kreatif di PKM GT 2010

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Memacu kreatifitas berpikir ilmiah memang tak ada hentinya. Begitu pula dengan inovasi sebagai solusi permasalahan bangsa. Terbukti tahun ini, jumlah PKM GT semakin meningkat dengan adanya himbauan gerakan 500 proposal PKM GT oleh Departemen Riset dan Teknologi (Ristek) BEM ITS.

Tahta Alfina, staff Ristek mengungkap tujuan kompetisi ini layaknya kompetisi serupa di jurusan maupun fakultas masing-masing, “Kompetisi ini sebagai bentuk persiapan mahasiswa di kompetisi PKM GT yang sebenarnya. Biar mereka bisa menang di DIKTI,” tuturnya. Kalau tidak ada kompetisi seperti ini, hanya segelintir mahasiswa yang tergerak untuk show up inovasinya, imbuhnya.

Sebelumnya, jurusan dan fakultas telah mengadakan kompetisi PKM GT demi memantapkan generasi juaranya. Namun kali ini ada perbedaan konsep kompetisi. “Mas Ferdy (Kadept Ristek, red) yang memiliki ide konsep seperti ini biar mahasiswa mendapatkan bimbingan dengan porsi lebih,” jelas Tahta lagi.

Sederhana dan tidak ribet memang kata yang pas untuk menggambarkan model kompetisi ini. Mahasiswa yang sudah menyerahkan proposal Selasa (9/3) lalu, diharuskan presentasi dihadapan juri secara face to face. “Mereka akan diberi arahan format yang benar, dijelaskan kekuranggannya dimana, serta diberi masukan tentang dosen yang bisa membimbing karyanya,” lanjut Tahta.

Tak tanggung-tanggung, Ristek menghadirkan 20 juri yang memiliki kemampuan membimbing karya ilmiah. Salah satunya adalah Drs Bandung Arry Sanjoyo. Dosen Matematika sekaligus koordinator Kelompok Kerja Penalaran Mahasiswa mengungkap bahwa ide-ide yang diajukan peserta sudah masuk kategori unggul dan kreatif. “Ide bagud tapi kebanyakan pengolahan tulisannya masih kurang. Mereka juga kurang menggambarkan inovasinya,” ujarnya di sela-sela istiahat.

Tak lupa, Bandung juga menyebutkan kriteria penilaian yang meliputi 60 persen untuk karya tulis dan 40 persen presentasi. “Kreatifitas gagasan memiliki porsi nilai yang tinggi. Begitu pula kelayakan implementasi,” lanjutnya. Nantinya, masing-masing juri akan merekomendasikan satu karya terbaik. Dari dua puluh karya akan dimampatkan hingga didapat tiga karya terbaik pilihan tiga juri utama, yaitu Ir Elly Agustiani MEng, Drs Zainul Asrori M Si, dan Putu Gede Ariastita ST MT.

Amirah Setyaningrum, peserta dari jurusan Kimia juga mengungkap situasi presentasi seperti ini memang memberi keuntungan. “Saya jadi tidak grogi meski harus presentasi sendiri. Banyak Ilmu yang saya dapat,” ujarnya.

PKM GT VS PKM AI

Selama ini persepsi mahasiswa masih berkutat pada gagasan tertulis saja. Padahal ada bentuk PKM lain yang tingkat penulisannya di atas penulisan PKM GT, yaitu PKM AI.
Apa perbedaan PKM GT dan PKM AI?

Lebih detail, Bandung mengungkap PKM GT hanya berupa gagasan kreatif dari informasi akurat seperti jurnal ilmiah. “PKM AI itu merupakan hasil riset yang ditulis menjadi artikel ilmiah,” jelasnya. Sebenarnya, mahasiswa yang telah mengikuti PKM Penelitian (PKMP) dapat menulis karyanya dalam bentuk artiklel ilmiah, tambah Bandung.

Cara lain yang tak kalah mudah adalah menulis hasil riset tugas akhir mahasiswa. “Jika yang menulis tudas akhir sudah lulus, adik angkatannya yang mestinya menulis hasli riset itu,” pungkasnya. (esy/fn)

Berita Terkait