Fajar masuk ke ITS melalui jaluk PMDK Kerjasama. Ia adalah penerima beasiswa dari Departemen Agama (Depag). "Saat itu dibuka beasiswa bagi santri berprestasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi oleh Depag dan saya mengikutinya," tutur santri asal pesantren Tebuireng Jombang tersebut.
"Saya memilih ITS karena sejak awal saya sudah ingin menjadi seorang engineer. Selain itu, saya tahu bahwa di ITS kekeluargaan dan kerjasamanya lebih terjalin," papar pria yang hobi mengajar ini.
Dalam masa kuliahnya di Jurusan Teknik Elektro, Fajar masih menyempatkan diri untuk bergabung dalam IFLS (ITS Foreign Language Society) dan UKM Badminton. "Saya tidak terlalu banyak berorganisasi karena saya ingin fokus dalam organisasi yang saya ikuti," ujar mantan ketua UKM Badminton.
Selain menjadi cumlauder, Fajar juga sering menorehkan banyak prestasi semasa masa sekolah dan kuliahnya. Misalnya saat ia menjadi siswa yang terpilih untuk pertukaran pelajar ke Amerika dan saat ia menjadi wisudawan terbaik di SMA A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang.
Fajar memiliki kisah sendiri dibalik kesuksesannya. "Bisa dibilang saya ini mandi pangucap dan selalu beruntung," kata anak terakhir dari pasangan Samsuni dan Mas\’odiah. Mandi pangucap disini maksudnya adalah yang diucapkan akan terjadi di kenyataan. Banyak hal yang seringkali Fajar ucapkan menjadi kenyataan.
Misalnya saja saat dia bilang ingin ke Amerika. Teman- teman Fajar berkata dia hanya mimpi . Tetapi esoknya ternyata ada tim dari AFS yang menawarkan beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika. Fajar dapat melewati serangkaian tes dari AFS dan dapat lolos bersekolah selama setahun di Whitney Young Magnet High School Chicago, Illionis USA.
Contoh lainnya saat dia telat mendaftar di beasiswa Depag untuk santri berprestasi. Tetapi tiba- tiba beasiswa tersebut dibuka kembali khusus untuk pesantren Tebuireng. Tidak ada keberuntungan dan kesempatan yang bertubi- tubi tanpa usaha dan doa. Santri yang memiliki motto \’Hidup itu sebagai ibadah\’, menjalankan segala aktivitasnya adalah ibadah. "Semua yang saya lakukan, diniatkan untuk ibadah. Ibadah dalam lingkup yang luas bukan hanya dalam lingkup agama. Mencari ilmu saat kuliah juga merupakan suatu ibadah," jelas pria yang pernah menjuarai lomba debat bahasa Inggris tersebut.
Fajar mengaku tiap harinya menyisihkan dua jam untuk belajar di luar tugas dan mata kuliah. "Kuliah adalah waktu belajar paling tepat. Jadi tidak perlu belajar untuk mata kuliah lama dan bisa mengatur waktu lebih baik," ungkap Fajar.
Tidak hanya berusaha, santri yang hobi mengutak- atik soal fisika ini mengaku masih menjalankan shalat dhuha, tahajud dan puasa sunnah. " Motivasi terbesar saya adalah ingin membanggakan orang tua," tutur pria yang berencana melanjutkan S2 di Jerman ini. (el/nrf)
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh