Tak ada manusia yang terlahir sempurna,  jangan kau sesali segala yang telah terjadi, kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat, seakan hidup ini  tak ada artinya lagi. Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik.” Itulah sepenggal lirik lagu yang dinyanyikan oleh Laura, salah seorang siswi di YPAC Surabaya.

Kunjungan ini dihadiri oleh siswa-siswi YPAC, guru pendamping, dan wali murid  yang ada di YPAC. Acara dimulai dengan sambutan-sambutan, baik dari pihak YPAC maupun BE-LM FTSP, kemudian dilanjutkan dengan pemberian ceramah agama.

Dalam ceramahnya, ustad menekankan kepada hadirin yang datang agar pandai-pandai bersyukur dengan apa yang didapatkan sekarang. “Mungkin sebagian orang, bahkan bapak ibu dari anak-anak kita yang ada di YPAC menganggap kondisi anaknya sekarang adalah sebagai kekurangan. Tapi, siapa yang pernah tahu bahwa Allah menyimpan suatu kelebihan yang tidak pernah bapak ibu bayangkan selama ini,” kata ustad.

Setelah ceramah agama, acara dilanjutkan dengan penampilan dari group musik Weton dan dilanjutkan dengan games yang dipandu oleh BE-LM FTSP dengan bantuan guru-guru pendamping. Selain untuk mengajak anak-anak di YPAC bersenang-senang, games ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik, afektif, dan kognitif sang anak. Di akhir games, setiap anak diberikan kenang-kenangan sebagai bentuk hadiah karena  telah berpartisipasi.

Sebelum acara ditutup dengan pemberian plakat kenang-kenangan dari pihak BE-LM FTSP kepada YPAC, seorang guru pedamping menjelaskan kepada BE-LM FTSP bahwa dibalik keterbatasan yang ada, siswa-siswi YPAC ternyata menyimpan bakat yang luar biasa. Selain Laura yang pandai menyanyi, ada pula yang telah lolos olympiade lari dan berhitung tingkat internasional.

Di akhir kunjungan, melalui kain putih dan cap tangan,  anak-anak YPAC mencoba untuk menggambarkan harapannya, menjadi seorang penyanyi, menjadi seorang penari, menjadi pelari tercepat, bahkan ada yang mengukir harapannya ingin menjadi direktur di perusahaan plastik milik orang tuanya. (*/nrf)