Sekedar belajar dari referensi tanpa berkecimpung secara langsung dalam realisasinya, bukan cara yang baik untuk membentuk kreatifitas ide dalam menulis karya ilmiah. Setidaknya, itulah yang dikatakan Edhi Pratondo, ketua panitia jalan-jalan cari ide ini.
“Ide itu bisa muncul kapan saja. Tapi apa salahnya jika ide itu menjadi salah satu kreatifitas dengan melihat keadaan yang sudah ada, seperti lumpur lapindo,†ucap Edhi yang tampak seragam memakai baju himpunan dengan mahasiswa Teknik Kimia lain. Dengan kedok jalan-jalan, peserta yang umumnya suka dunia karya tulis ini diperlihatkan tiga tempat yang kebanyakan masih dianggap biasa.
Gemuruh peserta mulai nampak ketika mereka menelusuri kampung Genteng yang tak lain merupakan salah satu kampung percontohan di Surabaya dalam hal mengolah sampah. “Metode pengolahan sampah diutamakan bagi kalangan ibu rumah tangga. Sebab, dianggap meraka yang lebih mengerti tentang sampah,†ungkap Edhi sesuai informasi yang didapat dari masyarakat sekitar.
Soal cara penanganan sampah, mereka memang sudah ahlinya. Untuk sampah organik basah, akan diolah yang kemudian dijual sebagai pupuk. Berbeda perlakuan pula bila berhadapan dengan sampah non organik. “Sampah jenis ini dijual ke pengepul atau dijadikan barang kerajinan tangan, seperti tas, dompet atau alas meja,†jelas mahasiswa angkatan 2008 ini.
Tak hanya itu, warga kampung Genteng sudah memiliki sumur resapan biopori di 47 titik. “Jelas ini dapat mengurangi banjir dan dapat meningkatkan kualitas air,†imbuh Edhi lagi. Memang tak salah jika kampung ini selalu mendapat hasil membanggakan dalam event-event lingkungan. Diantaranya, runner up Clean and Green 2008, kampung bebas narkoba, dan Adipura 2009.
Selanjutnya, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) propinsi Jawa Timur menjadi tempat pilihan kedua. Kepala bagian Sumber Daya Alam (SDA), Nelson Sembiring pun antusias menyambut rombongan Torres ini. “Penelitian Balitbang ini sudah banyak yang diterapkan. Mulai dari mengubah sampah menjasi alkohol, biopestisida, hingga biogas sebagai bahan bakar pengganti listrik,†tutur Nelson dalam pemaparan singkatnya.
Saat ini pun, Nelson yang juga lulusan doctoral di salah satu universitas Jepang ini sedang tertarik untuk mengembangkan Nigarin, air mineral dengan kandungan magnesium yang cukup tinggi. “Sekarang pun sedang dikembangkan tahu Nigarin yang bisa dicicipi secara langsung,†tawar Nelson kepada peserta Torres. Peserta pun bergegas menyerbu tahu gratis itu dengan antusias.
Tempat ketiga tak kalah menarik dibanding tempat-tempat yang telah dikunjungi sebelumnya. Jika sebelumnya, mereka dipertontonkan proses-proses yang dapat meningkatkan kesejahteraan, kini mereka dihadapkan dengan lokasi lumpur lapindo. “Lumpur lapindo ini memang fenomena alam yang kontroversial,†ungkap Ketua Departemen Riset dan Teknologi Himatekk, Faisol Anwar.
Ketiga tempat tersebut memiliki sisi yang berbeda. Diharapkan dengan adanya perjalanan ini, peserta bisa menemukan inovasi ide dalam mengembangkan industri kreatif yang merupakan tema Torres kali ini, tambah Faisol. (esy/fn)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung