Ultrassafiinah bisa dikatakan media indie karena Ultrassafiinah dibuat secara swadaya oleh anggota LDJ Assafiinah. Di LDJ Assafiinah, ultrassafiinah merupakan salah satu media alternatif untuk syiar. Tujuan dibuatnya ultrassafiinah adalah menghidupkan pers mahasiswa. Selain itu, ultrassafiinah diharapkan dapat mewarnai pers mahasiswa, ditengah banyaknya media saat ini yang tidak berpihak pada islam.
“Kami membuat media yang berlatar islam. Selain itu, kami juga mengembangkan metode dakwah yang selama ini didomainasi oleh kajian yang dirasa kurang efektif menggaet masa,†ungkap Satria Nova yang juga Pimpinan Redaksi (Pimred) ultrassafiinah ini.
Ultrassfiinah sendiri terdiri dari dua kata, ultras dan assafiinah. Assafiinah sudah jelas, karena lembaga ini berada di dalam naungan LDJ Assafiinah. Kata ultras mengambil dari nama supporter sepakbola negeri pizza, ultras adalah kelompok suporter sebuah klub dengan loyalitas dan kecintaannya yang sangat tinngi untuk klubnya, serta suporter yang sudah mempunyai sruktur management massa yang sangat tinngi.
“Semangat loyalitas itulah yang memanggil kami, kami ingin membela dan menebarkan kedamaian islam,†ungkap mahasiswa yang juga sekretaris umum LDJ Assafiinah ini
Sistem manajement pada ultrassafiinah juga sederhana. Setelah rapat redaksi metentukan tema, kemudian pimred membagi tugas kepada para reporter untuk liputan. Setelah artikel selesai ditulis, artikel diedit dan diperiksa oleh redaktur. Kemudian dibuat layoutnya oleh desainer, dan kemudian naik cetak. Dan proses terakhir adalah penyebaran ultrassafiinah ke pembaca.
Untuk pendanaan ultrassafiinah sendiri di dapat dari donatur ,dan biasanya juga mengambil dana pribadi para redaksi. Perbandingan antara dana dari donatur dan pribadi sekitar 50:50.
“Dana kita dapat dari donatur, terkadang juga kita menggunakan dana pribadi.†Ungkap mahasiswa teknik perkapalan angkatan 2008 ini.
Sampai sekarang ultrassafiinah sudah menerbitkan empat zine. Pada edisi ketiga kemarin, ultrassafiinah mengangkat tema kebangkitan LDJ di ITS dan lahirnya Forum Silaturahmi lembaga dakwah jurusan (FSLDJ). "Dengan bangkitnya LDJ di ITS diharapkan dakwah di ITS bisa maksimal," ungkap mahasiswa yang biasa dipanggil Satria in. Dan dengan FSLDJ juga diharapkan dakwah bisa terkoordinasi dan terorganisir secara baik, lanjut mahasiswa asal Lamongan ini.
Satria berharap ultrassafiinah bisa terus terbit setiap bulannya dan minimal 3 bulan terbit 2 edisi. "Disamping itu Kami juga
berharap adanya donatur maupun pemasang iklan yang mau bekerjasama dengan
ultrassafiinah supaya ultrassafiinah bisa terus eksis," tambah Satria dengan rendah hati.(rik)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung