Tidak dapat dipungkiri, hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia membuka program beasiswa bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan namun terhalang dengan kesulitan biaya. Bagi siswa yang memiliki prestasi segudang, hal tersebut cukup tidak membuat beban. Sebab, beasiswa Bidik Misi yang tidak lain merupakan program terbaru dari Dinas Pendidikan Nasional dapat menjadi solusi.
Ditemui disela-sela kesibukannya, Prof Ir Arif Djunaidy MSc PhD mengaku bahwa beasiswa Bidik Misi bukan solusi bagi mereka yang kurang berprestasi disekolah. “Beasiswa Bidik Misi diperuntukkan bagi siswa berprestasi tapi kurang mampu secara ekonomi,†tutur Pembantu Rektor 1 tersebut.
Lalu bagaimana dengan siswa yang awalnya biasa, kemudian intensif di akhir studi hingga mampu menembus SNMPTN, tetapi tidak memiliki biaya untuk mengikuti tes SNMPTN? Arif pun memaparkan tentang adanya BMU. “BMU ini dilaksanakan karena dimungkinkan tidak terpenuhinya kuota beasiswa Bidik Misi,†ungkap Arif.
Secara khusus, Arif menjelaskan bahwa proses BMU hampir sama dengan sebelumnya. Jika dulu seluruh berkas ketentuan dikirim via pos, kini ITS menggunakan fasilitas online sebagai sarana pendaftaran. Sedangkan, berkas-berkas syarat tetap dikirim via pos. “Sebenarnya, sempat ada pemikiran untuk berkas-berkas pendukung juga dikirim online setelah di scan,†lanjut Arif yang juga mengungkap hal tersebut menimbulkan kekhawatiran sendiri.
Dalam pelaksanaanya, siswa yang mengikuti BMU, lanjut Arif, diberikan uang saku awal dan biaya formulir SNMPTN sebesar Rp 400.000. Selanjutnya, jika ia lolos SNMPTN, akan diberikan tambahan berupa uang SPP dan biaya hidup sebesar Rp 2,5 juta. Jumlah biaya tersebut hanya diberikan sekali di awal masuk perguruan tinggi.
“Ada kebingungan juga bagaimana kelanjutan mahasiswa tersebut dengan dana yang tidak begitu mencukupi. Oleh karena itu, penerima BMU juga dialihkan untuk mendapatkan beasiswa Bidik Misi,†ujar Arif. Namun, timbul masalah baru lagi jika kuota penerima beasiswa Bidik Misi sudah terpenuhi. “Diknas menetapkan kuota penerima Bidik Misi di ITS sebanyak 450 orang. Jika sudah penuh, penerima BMU tidak bisa mendapatkan Bidik Misi,†tutur Arif lagi.
Ke depan, ketika kemungkinan terburuk tersebut terjadi, ITS tetap akan mengusahakan penerima BMU tersebut mendapatkan beasiswa dari tempat lain. “Mereka bisa dapat bisa juga tidak tapi pihak ITS akan tetap membantu mengusahakannya,†ujar Arir di akhir wawancara dengan ITS Online. (esy/fn)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung