“Semua mahasiswa peserta mata kuliah (MK) Technopreneurship memang diharuskan membuat proposal bisnis plan. Kemudian kita kompetisikan se-ITS untuk diambil yang terbaik,†ungkap Ir Arman Hakim Nasution, salah satu dosen MK Technopreneurship. Arman menambahkan, kompetisi ini memang dimaksudkan untuk memompa atmosfir kreativitas dan semangat mahasiswa ITS berwirausaha. Iming-iming berupa bimbingan privat serta modal awal dari IKA ITS pun menjadi daya tarik yang menggiurkan.
Ide-ide segar mahasiswa ITS memang layak untuk dikembangkan. Pasalnya, proposal technopreneur mereka unik. Tema yang diangkat pun beragam, mulai dari kreativitas, teknologi, sampai isu lingkungan. Ketika ditemui di ruang Humas Gedung Rektorat ITS, Lima tim terbaik ini pun sempat bercerita tentang karya-karyanya dengan redaksi ITS Online, Selasa (16/2) siang.
Karya terbaik untuk semester lalu adalah Korekapi Visual Solution. Rencana bisnis ini dicetuskan oleh empat mahasiswa Desain Produk Industri. Mereka adalah Arief Dwi Putranto, Agyl Candra Kusuma, Andy Deddy, dan Dimas adityo. Korekapi sendiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang advertising yang meliputi perancangan strategi komunikasi pemasaran hingga proses pembuatan final art.
“Awalnya, kami hanyalah kumpulan mahasiswa desain yang ingin menghasilkan duit sendiri supaya bisa meringankan beban orangtua,†kata Arief Dwi Putranto, Direktur Korekapi Visual Solution. Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) ini menambahkan, mereka hanyalah mencari peluang dari minimnya biro advertising dan ahli professional, khususnya di Surabaya.
Kenyataan ini berbanding terbalik dengan jumlah permintaan pasar yang semakin lama semakin membengkak. “Memberikan solusi terbaik dengan ide cemerlang dan inovatif terhadap karya yang dihasilkan, itulah tujuan utama kami,†ujar Arief mantap.
Berbeda dengan Korekapi, Tim Sakuramen sebagai runner up dalam business plan MK Technopreneur ini memadukan antara bisnis kuliner, entertainment dan Jepang. “Sakuramen adalah singkatan Sakura dan ramen mie kuah dari Jepang. Dimana kami memadukan nikmatnya nonton bareng dorama (Sinetron Jepang, red) sambil makan ramen disertai suasana dan interior Jepang,†ungkap Sita Indah sari, ketua tim tersebut.
Tim yang terdiri dari Sembilan mahasiswa Teknik Arsitektur ini memang pecinta Jepang dan segala pernak-pernik di dalamnya. Beserta Ristriya Hertaningtyas, Nuri Dhzim, Indiga, Okky, Arief, Agus, Meity, dan Panji, Sita pun bekerja keras memutar otak untuk mewujudkan mimpi mereka. “Saat ini, Business Plan kami hanya sekedar proposal saja. Kami masih mencari partner untuk bekerjasama,†ujar Sita riang. Dan kami senang sekali dengan masuknya tim kami sebagai lima besar tim terbaik yang bakal dapat dukungan penuh dari IKA ITS, lanjut Sita.
Hetric Lamp alias Lampu Herbal Elektrik menduduki peringkat ketiga. Tim ini terdiri dari dua mahasiswa Teknik Kimia, Mohammad Faisol Anwar dan Jaka Abdillah, serta dua mahasiswa Desain Produk Industri, M Ichwan Q dan Azmy S. Hetric Lamp adalah aroma terapi yang dibuat khusus dengan penelitian yang sudah lulus uji tes layak ergonomi dalam bidang cahaya lampu dan aroma yang dihasilkan.
Sebelumnya, Hetric Lamp ini sudah beberapa kali memenangkan kompetisi karya tulis dan kreativitas mahasiswa. Hetric Lamp pernah menyabet National Best Design Product Student Technopreneurship oleh Sampoerna Fondation dan juara best product untuk kompetisi sejenis yang diadakan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). “Kami sudah melewati banyak percobaan dan rintangan dalam pengembangan hetric lamp. Permasalahan klasik masih terletak pada modal awal,†kata Faisol.
Untuk dua karya terbaik yang lain, berkutat di bidang merchandise. Tim GEARS yang dicetuskan oleh Dodo Ogi Irawan ini bakal membuat oleh-oleh khas ITS di bidang konveksi. Beserta kelima temannya, Fahrian Rosyadi, Rohib Al-Faisal, M Nasrullah, Rizky Fajrianto, dan Reza Iswan. Sekelompok mahasiswa DKV ini ingin menjadikan imej ITS lebih berseni dan elegan dalam merchandisenya.
“Kami masih melihat oleh-oleh di ITS itu biasa-biasa saja. Sebagai mahasiswa desain, saya terpanggil untuk berkontribusi bagi ITS,†kata Ogi. Menurutnya, selama ini clothing untuk oleh-oleh dari ITS hanya menjual logo yang disablon dalam kain tanpa memperhatikan sisi seninya. “Kami juga berencana membuat clothing dengan semua logo jurusan. Pokoknya kita pengen clothing yang ITS banget,†ungkap Ogi.
Kalau GEARS berkutat dalam marchendise ITS, tim yang menamakan produknya BuDa-Bun ini menembak hotel-hotel seluruh Indonesia sebagai target pemasarannya. Menurut Achmad Ferdiansyah, ketua tim BuDa-Bun, dia optimis produk ini bakal berhasil di Indonesia.BuDa-Bun adalah singkatan dari bunga dalam sabun, yaitu marchendise berupa sabun bening dengan bunga segar didalamnya, serta diatur tingkat kekerasannya.
“Saya terinspirasi membuat BuDa-Bun dari budaya orang Indonesia yang suka membawa barang-barang kecil di hotel, sabun misalnya. Hal ini tentunya juga bisa dijadikan promosi hotel tersebut,†ujar Menteri Riset dan Teknologi BEM ITS itu. (niv/fn)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung