ITS News

Minggu, 21 Desember 2025
08 Februari 2010, 17:02

Arus Listrik untuk Mendeteksi Sumber Minyak

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Tujuan dari kuliah ini adalah untuk menerangkan dasar-dasar perilaku elektrik bebatuan," jelas Ben. Kuliah tersebut akan lebih fokus pada lapisan dan bebatuan sedimen, namun prinsip-prinsip metode tersebut juga berlaku bagi bebatuan keras lainnya.

Setiap jenis benda mempunyai ketahanan (resistivity) terhadap listrik yang berbeda-beda. Hal ini juga berlaku bagi bebatuan dan berbagai lapisan tanah. Jenis materi, dan juga kondisi tanah seperti salinitas, dapat menentukan ketahanan tersebut.

Metode yang dijelaskan dalam penelitian tersebut adalah pengaliran arus DC (Direct Current) pada sebuah lapisan tanah, oleh sebuah alat dengan frekuensi sangat rendah atau VLF (Very Low Frequency). Alat tersebut membaca ketahanan materi yang dialiri listrik dengan Dialectic Frequencies, sebuah konstanta pengukur kadar arus DC. Angka resistivity tersebut dapat menunukkan materi apa saja yang terdeteksi.

Hal ini sangat berguna, terutama dalam pencarian minyak bumi. Metode ini lebih efektif daripada pengeboran, yang tidak dapat menunjukkan materi apa saja yang terkandung dalam tanah tersebut.

Selain Engine VLF, dalam presentasinya Ben  juga menjelaskan engine-engine lainnya. Seperti engine dengan sistem Galvanik. Berbeda dengan VLF yang bisa mendeteksi frekuensi yang kurang dari 1Hz, sistem Galvanik ini bisa mendeteksi gelombang polarisasi atau gelombang magnetik mulai dari 4KHz. “Alat ini cocok untuk mendeteksi  materi-materi yang mempunyai resistansi tinggi, seperti air, atau lumpur,” papar Ben.

Kuliah tersebut tidak hanya dihadiri oleh para mahasiswa dari jurusan Fisika, namun juga dari Teknik Kelautan, Teknik Kimia, Teknik Elektro, Teknik Mesin dan Arsitektur. Beberapa mahasiswa dari Universitas Brawijaya pun turut berpartisipasi dalam kuliah tersebut.

Dari ITS sendiri, Tommy menjelaskan bahwasannya Geofisika khususnya, telah melakukan observasi dan membuat satu engine VLF. “Tahun lalu, Geofifika ITS berhasil membuat dan menerapkan engine VLF di Madura,” ujarnya bersemangat.

Ini merupakan pertama kalinya Prodi Geofisika mengadakan kerjasama dengan SEG. Ketua Panitia, Tommy PH berharap bahwa seluruh peserta dapat mengaplikasikan seluruh materi yang diberikan. "Kesempatan seperti ini sangat jarang terlaksana, dan semoga bisa berulang lagi," kata mahasiswa angkatan 2007 yang juga Presiden SEG chapter ITS. (fz/lis/bah)

Berita Terkait