Menurut Ketua Surabaya Goes To School (SGTS), Bey Hafid Aulia, sosialisasi tersebut dilaksanakan dalam usaha pengentasan anak putus sekolah di Surabaya. “Sebagai awal, kami memilih daerah Kenjeran karena pihak kecamatan sendiri sudah memiliki program terkait masalah putus sekolah,” terang Bey.

Mengawali acara, sambutan disampaikan Bey dan dilanjutkan dengan launching SGTS. Program Departemen Sosmas BEM ITS yang berfokus pada pemetaan anak putus sekolah, fundraising (pendanaan,red) dan sosialisasi pendidikan ini bekerjasama dengan pihak kecamatan Kenjeran selama lima bulan ke depan. "Setidaknya lebih mudah bagi kami menjalankan program ini, mengingat kita juga bekerja sama dengan pihak kecamatan," ujar Bey.

Senada dengan yang diungkapkan Bey, Putut Subakti, perwakilan dari pihak kecamatan juga menyambut baik program tersebut. “Mahasiswa ITS memiliki kepekaan sosial yang tinggi, program ini akan sangat membantu mengatasi permasalahan pendidikan kita,” ungkapnya di sela-sela sambutan launching SGTS.

Dalam sambutannya Putut juga berpesan kepada para orangtua siswa agar terus memotivasi anak-anaknya belajar dan terus bersekolah. “Bukan tidak mungkin adik-adik yang disini, kelak  akan menyusul kakak-kakak dari ITS yang mengenyam  kuliah di Perguruan Tinggi,” pesannya pula kepada anak-anak putus sekolah yang hadir didampingi orangtuanya tersebut.

Sosialisasi mengenai advokasi disampaikan pula oleh IECC. Banyaknya anak putus sekolah yang sudah disekolahkan tetapi kembali putus sekolah karena berbagai alasan, IECC akan melakukan pendampingan dengan si anak, di samping terus mensosialisasikan pentingnya pendidikan kepada para orangtua.

Di samping itu, pihak orangtua merasa sangat terbantu. “Sudah tiga tahun anak saya putus sekolah karena kendala biaya. Dengan adanya bantuan seperti ini  kami merasa sangat bersyukur,” ungkap Suliyana, wanita yang sehari-hari bekerja di warung ini.(fi/fn)