Pada perlombaan yang kali pertama dilaksanakan di Asia ini, Indonesia diwakili oleh delapan tim yang berasal dari empat Perguruan Tinggi Negeri, dua tim berasal dari Teknik Mesin ITS. â€Untuk kompetisi tingkat Eropa sudah memasuki tahun ke-25 sedangakn di Amerika sudah ke-2. Di Asia sendiri baru dimulai tahun 2010 nanti,†kata Muchamad Agus Setiawan selaku Manager Tim ITS.
Kompetisi yang dihelat oleh salah satu perusahaan perminyakan dunia ini bertujuan untuk menciptakan kendaraan yang dapat melaju sejauh mungkin dengan bahan bakar seirit mungkin. “Di sini ada dua kelas yang dilombakan yaitu Prototype dan Urban Concept,†tutur Akri, sapaan akrabnya.
Akri menambahkan, kelas Prototype diperuntukkan konsep mobil masa depan sedangkan pada kelas Urban Concept lebih mengedepankan pada pengembangan mobil masa kini. “Kedua kelas ini nanti akan dilombakan pada Juli 2010 di sirkuit Sepang, Malaysia," ungkap mahasiswa Angkatan 2006 ini.
Sejatinya tim Indonesia harus bersaing dengan puluhan tim yang bersal dari berbagai negara Asia. Tercatat hingga 30 September kemarin terdapat 91 tim mendaftar, mereka berasal dari Singapura, Malaysia, Jepang, Thailand, Pakistan, India, Taiwan, China, Iran dan beberapa negara lainnya.
Dari tim ITS sendiri, terdapat dua tim yang bernaung dibawah satu menejemen. Hal ini maksudkan untuk mempermudah pengelolaan dana. “Karena dana yang diberikan dari Shell Indonesia adalah 2.000 dolar untuk pembuatan alat serta dari Shell pusat senilai 1.750 dolar untuk akomodasi tim,†ulas pria asal Sidoarjo ini.
Sejauh ini dalam perancangan dua kelas tersebut, Tim ITS pada Desember mendatang sudah memasuki tahap pabrikasi. “Pada desember itu pula tim panitia Shell Eco Marathon Asia juga akan ke ITS untuk memantau progress report dari kita,†jelasnya.
Dalam tataran teknis, Tim ITS akan memakai bahan bakar dari Gasoline dalam mesinnya nanti. Walaupun dari hasil pemantauan peserta, rekor bahan bakar irit masih dipegang oleh tim Thaiger dari Thailand yang mampu menempuh jarak 1.200 kilometer dengan nahan bakar satu liter gas Hidrogen. “Pertimbangan kami adalah pemenang SEM di tingkat Eropa menggunakan bahan bakar Gasoline. Bahan bakar ini pula yang akan kita coba pada rancangan kita,†pungkas pria kelahiran 21 tahun silam ini.
Mengikuti kompetisi Internasional kali pertama tim ITS pun mempunyai kendala tersendiri untuk mewujudkan ambisi mereka. Setidaknya mereka sendiri harus meluangkan waktu ekstra di luar perkuliahan untuk fokus mengerjakan perlombaan ini. “Dari segi teknis, kami belum memilki gambaran membuat mobil secara riil, jadi semua hasil ini adalah dari kita-kita sendiri. Yang lain, ada beberapa bahan yang memang tidak bisa didapatkan di dalam negeri jadi harus memesan dari luar negeri,†tambahnya.
Akri menambahkan, untuk bahan yang pasti dipesan di luar negeri adalah Ban dan Klakson. Untuk ban, rencananya bakal memakai ban Michelin. “Ada pula barang yang kita pesan langsung dari perusahaan Shell melalui e-Shop,†katanya.
Terpas dari semuanya, dalam perlombaan ini, Tim ITS mempunyai sebuah harapan yang akan mereka wujudkan bersama. “Target minimal kita adalah bisa menjadi juara di tingkat Indonesia,†harapnya. (hoe/mtb)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung