ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
29 Oktober 2009, 20:10

Harus Ada Fokus Dalam Menata Kota

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara yang digelar oleh jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP ITS ini dibuka oleh Dekan FTSP ITS Prof Ir Joni Hermana MScES PhD. Dalam sambutannya, ia menyampaikan tiga aspek penting dalam penataan ruang yang berkelanjutan yaitu kesejahteraan ekonomi, kualitas lingkungan hidup, dan aspek kesetaraan ekuitas terutama dalam kebijakan pemerintah dan infrastruktur.

Seminar ini menghadirkan keynote speaker dari kalangan akademisi, Bappenas, dan Departemen Pekerjaan Umum (PU). Menurut Siti Nurlaila ST MCom, ketua panitia, seminar ini untuk mengetahui bagaimana kebijakan pembangunan nasional dari Bappenas, kemudian pandangan pakar mengenai tren pembangunan di wilayah Asia. Sedangkan dari Departemen PU bisa melihat pelaksanaan pembangunan dengan mengambil contoh wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Prof Ir Tommy Firman MSc PhD, pakar pengembangan kota dan wilayah dari ITB menggambarkan fenomena mega urbanization di negara-negara Asia. Tommy menegaskan bahwa kota-kota merupakan bagian dari global ekonomi. “Artinya di dalam seluruh proses ekonomi, seperti industri, keuangan, perdagangan, dan lainnya, kota merupakan elemen yang sangat penting,” paparnya.

Dari Bappenas, yang diwakili oleh Dirjen Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas Ir Dedy Koespramoedyo MSc, menyampaikan terkait perencanaan pembangunan haruslah didasarkan dengan cara pandang saat ini untuk kelanjutan masa yang akan datang. Menurut Dedy, dalam pembangunan berkelanjutan ada tiga matra yang mempengaruhi, yaitu pertumbuhan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup.

Sementara Dr Ir Doni Janarto Widiantono MEngSc, Kasi Pedoman Penataan Ruang Provinsi Departemen PU mengatakan, dalam perencanaan tata ruang dan kota harus punya satu fokus masalah. “Sehingga perencanaan berkelanjutan bisa tepat sasaran. Selain itu, juga harus jelas apa yang mau diselamatkan dari yang kita rencanakan,” ujarnya mengingatkan.

Selain menghadirkan keynote speaker, juga ada pemaparan dari 31 pemakalah dalam call of paper dari berbagai wilayah se-Indonesia yang telah diseleksi oleh panitia. (humas/mtb)

Berita Terkait