ITS News

Sabtu, 18 Mei 2024
28 Oktober 2009, 14:10

MFO sebagai Energi Alternatif di Industri Maritim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bertempat di Hotel Somerset Surabaya, hadir sebagai pembicara dari Teknik Sistem Perkapalan ITS Ir Indrajaya Gerianto MSc, dari PT TurboNed Indonesia diwakili Hery Tjahjana, dan dari PT Pertamina (Persero) diwakili Gigih Wahyu HI. Seminar yang dimulai pukul 08.00 dihadiri oleh sekitar 75 peserta dari berbagai latar belakang profesi, terutama dari kalangan industri kemaritiman.

 Dalam pemaparannya, Indrajaya menyampaikan keuntungan dan permasalahan yang dihadapi ketika mengubah sistem bahan bakar dari HSD (high speed diesel) ke sistem bahan bakar MFO. Keuntungan itu disebabkan perbedaan harga bahan MFO atau residu heavy oil lebih rendah dari bahan bakar HSD atau minyak solar, selisihnya berkisar Rp 1.400 per kilogram.

 Di Indonesia memang masih jarang yang menggunakan sistem bahan bakar MFO, padahal hampir seluruh dunia sudah menstandarkan penggunaan MFO ini. Menurut Semin ST MT, selaku ketua panitia dari seminar ini mengharapkan adanya pemahaman yang sama dari semua pelaku bisnis yang menggunakan mesin diesel dari mulai penghasil minyak atau produsen bahan bakar, pengguna, dan pembuat diesel. "Sehingga ketika perubahan sistem bahan bakar ini dilakukan sudah tersedia semua penunjangnya dengan harga terjangkau," kata Semin.

 Selain membahas perubahan sistem bahan bakar ini, seminar ini juga menganalisa perhitungan biaya penggunaan MFO ini di sebuah PLTD. Dari hasil perhitungannya, didapat adanya penekanan biaya hanya mencapai 40 persen dari keseluruhan biaya operasional yang ada. “Dibanding tanpa penggunaan MFO, biaya bahan bakar ini bisa mencapai 60 persen dari total biaya operasional,” pungkasnya memaparkan.(bah)

 

Berita Terkait