Sebelumnya, tak banyak yang mengenal mahasiswa dari jurusan Teknik Perkapalan satu ini. Namun, berkat prestasi yang diraihnya sebagai peraih Rina Award sekaligus predikat wisudawan cumlaude kedua di FTK, Putu pun makin dikenal teman-temannya.
“Saya hanya mengikuti arus kehidupan, dengan mengambil yang baik untuk ditiru dan membuang yang buruk dari setiap pengalaman orang,†ungkap Putu. Mahasiswa yang memiliki darah Bali – Jawa ini, termotivasi oleh kedua orang tuanya.
“Saya bangga dengan kedua orang tua saya. Walaupun tak begitu paham dengan dunia pendidikan, beliau selalu mendukung putera-puterinya untuk tetap bersekolah. Hal itulah yang membuat saya termotivasi hingga sekarang,†ungkap putera dari pasangan I Nyoman Sugita dan Ni Putu Subakti ini.
Kebiasaan pria kelahiran 28 Maret 1987 ini umumnya tak jauh berbeda dengan mahasiswa kebanyakan. Putu juga pernah mengalami pahit getirnya menjadi seorang mahasiswa. “Sebenarnya tak ada yang istimewa dari saya. Saya juga sempat mengulang mata kuliah. Akan tetapi selalu ada pelajaran yang dapat saya ambil,†tutur Putu.
Dengan belajar dari pengalaman orang lain inilah akhirnya mahasiswa asal Bali ini meraih penghargaan Rina Awards 2009 sekaligus menjadi wisudawan dengan IPK cumlaude. “Ambil yang baik untuk ditiru dan buanglah yang buruk, karena itu dapat membantu kita untuk menjadi lebih baik,†jelasnya.
Royal Institution of Naval Architects (RINA) sendiri merupakan sebuah lembaga internasional dikenal sebagai lembaga profesional yang anggota-anggotanya terlibat di semua tingkatan dalam rancangan, konstruksi, pemeliharaan, dan pengoperasian kapal laut serta struktur. Dan kali ini RINA memberikan penghargaan yang diberikan kepada mahasiswa yang belajar arsitektur laut.
Adapun topik tugas akhir yang diajukan oleh Putu dalam kontes award tahunan tersebut adalah bertajuk Model Simulasi Operasi Pelabuhan Penyeberangan Studi Kasus Pelabuhan Penyebarangan Ketapang – Gilimanuk. Putu mengaku ide tugas akhir tersebut berasal dari kemacetan yang sering kali terjadi pelabuhan penyebarangan yang sering ia lewati saat pulang kampung.
"Kemacetan itu terutama terjadi di pelabuhan penyeberangan Ketapang – Gilimanuk. Karenanya, saya mencoba memberikan usulan terbaik untuk dapat mengurangi kemacetan ini,†paparnya.
Dalam tugas akhirnya, Putu menggunakan simulasi arena dengan pola operasi random. Pada simulasi ini, dimungkinkan kapal feri yang ingin bersandar di pelabuhan dapat bersandar di sembarang dermaga.
Selain itu, ia juga menerapkan sistem bongkar muat barang dengan efisiensi waktu yang cukup singkat. “Berdasarkan analisa yang diperoleh, kemacetan yang terjadi dapat dikurangi antara 5 hingga 10 km,†ujar mahasiswa yang juga kerap disapa Bli Putu ini.
Meski prestasi yang telah diraih Putu cukup membanggakan, hal itu tidak membuat dirinya pongah. Justru ia merasa makin terpacu untuk terus berptrestasi. “Saya ingin melanjutkan program master saya sekaligus bekerja,†tukasnya. (st/fay)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi