ITS News

Kamis, 18 Desember 2025
21 Oktober 2009, 15:10

Belajar dari Pengalaman, Kiat Sukses Putu

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sebelumnya, tak banyak yang mengenal mahasiswa dari jurusan Teknik Perkapalan satu ini. Namun, berkat prestasi yang diraihnya sebagai peraih Rina Award sekaligus predikat wisudawan cumlaude kedua di  FTK, Putu  pun makin dikenal teman-temannya.

“Saya hanya mengikuti arus kehidupan, dengan mengambil yang baik untuk ditiru dan membuang yang buruk dari setiap pengalaman orang,” ungkap Putu. Mahasiswa yang memiliki darah Bali – Jawa ini, termotivasi oleh kedua orang tuanya.

“Saya bangga dengan kedua orang tua saya. Walaupun tak begitu paham dengan dunia pendidikan, beliau selalu mendukung putera-puterinya untuk tetap bersekolah. Hal itulah yang membuat saya termotivasi hingga sekarang,” ungkap putera dari pasangan I Nyoman Sugita dan Ni Putu Subakti ini.

Kebiasaan pria kelahiran 28 Maret 1987 ini umumnya tak jauh berbeda dengan mahasiswa kebanyakan. Putu juga pernah mengalami pahit getirnya menjadi seorang mahasiswa. “Sebenarnya tak ada yang istimewa dari saya. Saya juga sempat mengulang mata kuliah. Akan tetapi selalu ada pelajaran yang dapat saya ambil,” tutur Putu.

Dengan belajar dari pengalaman orang lain inilah akhirnya mahasiswa asal  Bali ini  meraih penghargaan Rina Awards 2009 sekaligus menjadi wisudawan dengan IPK cumlaude. “Ambil yang baik untuk ditiru dan buanglah yang buruk, karena itu dapat membantu kita untuk menjadi lebih baik,” jelasnya.

Royal Institution of Naval Architects (RINA) sendiri merupakan sebuah lembaga  internasional dikenal sebagai lembaga profesional yang anggota-anggotanya terlibat di semua tingkatan dalam rancangan, konstruksi, pemeliharaan, dan pengoperasian kapal laut serta struktur. Dan kali ini RINA memberikan penghargaan yang diberikan kepada mahasiswa yang belajar arsitektur laut.

Adapun topik tugas akhir yang diajukan oleh Putu dalam kontes award tahunan tersebut adalah bertajuk Model Simulasi Operasi Pelabuhan Penyeberangan  Studi Kasus Pelabuhan Penyebarangan Ketapang – Gilimanuk. Putu mengaku ide tugas akhir tersebut berasal dari kemacetan yang sering kali terjadi pelabuhan penyebarangan yang sering ia lewati saat pulang kampung.

"Kemacetan itu terutama terjadi di pelabuhan penyeberangan Ketapang – Gilimanuk. Karenanya, saya mencoba memberikan usulan terbaik  untuk dapat mengurangi kemacetan ini,” paparnya.

Dalam tugas akhirnya, Putu menggunakan simulasi arena dengan pola operasi random. Pada simulasi ini, dimungkinkan kapal feri yang ingin bersandar di pelabuhan dapat bersandar di sembarang dermaga.

Selain itu, ia juga  menerapkan sistem bongkar muat  barang dengan efisiensi waktu yang cukup singkat.  “Berdasarkan analisa yang diperoleh, kemacetan yang terjadi dapat dikurangi antara 5 hingga 10 km,” ujar mahasiswa yang juga kerap disapa Bli Putu ini.

Meski prestasi yang telah diraih Putu  cukup membanggakan, hal itu tidak membuat dirinya pongah. Justru ia merasa makin terpacu untuk terus berptrestasi. “Saya ingin melanjutkan program master saya sekaligus bekerja,” tukasnya. (st/fay)

Berita Terkait