Sebelum memulai materinya, salah seorang pembicara JIT Sri Mulyono, memberikan satu simulasi pada peserta. Peserta diperintahkan untuk berpasangan lalu menatap dengan seksama muka pasangan masing–masing selama kurang lebih tiga menit. Peserta pun menghasilkan respon yang beragam, ada yang serius terseyum malu atau malah grogi manakala menatap pasangannya. “Jika berani menatap muka pasangan anda dengan seksama berarti anda mempunyai percaya diri yang tinggi, begitupun sebaliknya. Inilah yang berklaku pada tes wawancara kerja,“ ungkap Sri yang tidak lain adalah Manager Layanan Psikologi & karir SAC ITS.
Menurut Sri jika seseorang mencari pekerjaan dan ingin mendapatkan yang terbaik, terlebih dahulu harus memahami etos kerja yang baik pula. Etos kerja sendiri adalah sehimpunan perilaku positif yang lahir dari sebuah keyakinan fundamental dan komitment total pada sebuah paradigma kerja yang integral. Salah satu poin dari etos kerja adalah aktualisasi.
Banyak orang yang mempunyai keahlian lebih, tapi tidak diaktualisasikan. Sehingga keahlian tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal.“Maka dari itu carilah bidang keahlian anda dan terus diasah agar dapat menjadi nilai tambah diri anda jika mencari kerja,†papar Sri.
Lebih jauh lagi Sri menerangkan bahwa kerja adalah panggilan. "Orang yang sukses dalam pekerjaanya adalah orang yang mempunyai slogan work like play," katanya.
“Maksudnya dia enjoy dan menikmati pekerjaannya, sehingga pekerjaannya dilakukan dengan senang hati tanpa paksaan,“ ujar Sri.
“Sekarang ini hampir semua perusahaan mencari orang yang kreatif dan mempunyai softskill bagus, setelah itu perusahhan akan mencari individu dengan motivasi tinggi untuk berprestasi,†terang Sri lagi.
“Itu berarti dia ingin menjadi yang terbaik dan akan melakukan yang terbaik dalam pekerjaan,“ lanjutnya. Rata-rata kelemahan mahasiswa ITS ada pada rasa percaya diri yang rendah dan berakibat pada kurannya keberanian untuk bicara di depan umum. “padahal dari sisi itelegensi kita nggak kalah dari ITB, UGM ataupun UI,†ungkap srI. Maka itu sri berpesan agar mahasiswa ITS terus melatih softskill dengan mengikuti organisasi ataupun mengikuti kegiatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat luas.
Ditanya tentang tujuan diadakannya JIT, Rudyana Kristianto, Direktur Bidang kehumasan KOPMA menjawab bahwa agar mahasiswa ITS mengetahui tips dan trik untuk lolos dalam tes wawancara kerja. “Di samping itu, karena Kopma juga bergerak dalam bidang interprenuer, jadi kita juga melatih kemampuan bisnis anggota Kopma dengan mengadakan event organizer seperti ini,“ ujar Rudya yang juga seorang mahasiswa Teknik Fisika angkatan 2006. Ke depannya Rudya berharap para peserta JIT bisa mengaplikasikan materi yang didapat sehingga dapat mengurangi waktu tunggu kerja mahasiswa ITS. (az/mtb)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan