Dr Ir Putu Artama menjelaskan, tim pertama tersebut bertugas mengidentifikasi kelayakan bangunan-bangunan yang ada di Padang dan sekitarnya pasca terjadinya gempa. Tim tersebut nantinya akan mengategorikan bangunan sesuai kondisinya.
Bangunan yang masih layak dan dapat dimasuki maupun dihuni akan diberi tanda hijau. Sedangkan bangunan yang memiliki kerusakan tidak terlalu parah dan bisa diperbaiki akan diberi tanda kuning. Sementara itu, tanda merah untuk bangunan rusak berat dan berbahaya untuk dihuni.
“Kami memfokuskan pada bangunan-bangunan publik yang memiliki kebutuhan mendesak untuk digunakan seperti rumah sakit, gedung pemerintahan, sekolah, pusat perbelanjaan, dan gedung publik lainnya,†ujar Putu yang juga Sekretaris Pusat Studi Kebumian dan Bencana LPPM ITS ini.
Di Sumatra Barat, tim tersebut juga akan meneliti sebab banyaknya bangunan roboh akibat gempa. Dari sini, Putu menjelaskan akan diperoleh rancangan desain dan aturan-aturan struktur bangunan tahan gempa yang cocok dengan kondisi di Sumbar.
“Hal ini juga sebagai pembelajaran kita semua di kemudian hari, karena sebagian besar daerah Indonesaia rawan akan gempa,†pungkas Putu. (mtb/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung