Berawal dari keprihatinan terhadap kursi gigi mekanik di sekitar tempat kosnya, El, panggilan akrab Tri Ely, menggagas ide cemerlang bersama rekan-rekannya. Menurut El, kursi yang digunakan dokter gigi dalam memeriksa pasiennya itu kurang efisien. Apalagi dalam penerapannya masih harus secara manual. "Tentu hal itu sangat memprihatinkan melihat kursi gigi tersebut di era yang serba cepat ini," tuturnya.
Kelima mahasiswa D3 Teknik Mesin Produksi Disnaker ITS itu pun sepakat mengangkat tema tersebut dalam PIMNAS tahun ini. Dengan bimbingan Dr Ir Bambang Sampurno MT, mahasiswa angkatan 2007 itu semakin mantap dalam mengembangkan kursi gigi elektrik. Mereka pun sudah mempersiapkannya beberapa bulan sebelum PIMNAS. Bahkan jauh-jauh hari sebelum PIMITS diselenggarakan.
Beberapa hal yang dikembangkan dalam kursi gigi tersebut diantaranya adalah sistem hidolik, penambahan mikrokamera, serta kran otomatis. Sistem hidrolik ini digunakan dalam pengoperasian kursi dan lengan secara otomatis. Kran otomatis berguna untuk meningkatkan kualitas dental unit produk. Penambahan mikrokamera juga sangat membantu dalam pemeriksaan. "Supaya bisa memeriksa bagian-bagian yang sulit dijangkau secara manual," jelas El.
Selain sisi teknologi, sisi ekonomis juga menjadi perhatian penting bagi El dan rekan-rekannya. "Dibandingkan dengan kursi-kursi gigi made in luar negeri, karya kami jauh lebih ekonomis dengan berbagai kelebihan," ungkapnya. Lebih lanjut El menjelaskan bahwa kursi-kursi yang beredar di pasaran biasanya dibandrol hingga ratusan juta. Tapi kursi ciptannya hanya dipatok sekitar tiga puluh jutaan.
"Keberhasilan kami memang tidak terlepas dari peran serta ITS. Sebelum memproduksi kursi gigi ini, kami sempat mengikuti seleksi business plan ITS. Alhamdulillah, ide kami lolos dan mendapat kucuran dana hibah yang cukup besar," papar El. Dengan investasi yang diberikan oleh ITS, tentunya mereka tidak akan menyia-nyiakannya.
Akhirnya mereka pun berhasil menggondol emas dalam kategori PKMT PIMNAS XXII. Selain itu, presentasi yang mereka sajikan juga berhasil menjadi juara pertama. Bahkan, poster untuk PKMT kursi gigi elektrik tersebut juga mendapat penghargaan perunggu. Sungguh prestasi yang cukup membanggakan. Untuk kesekian kali, nama ITS pun semakin harum oleh lima mahasiswa D3 Teknik Mesin ITS Disnaker, yaitu Tri Ely S, Ariyanto, M Deny, Ismail Huda, dan Angga Arya.
Tak heran, jika setelah kepulangan mereka yang membawa dua emas dan satu perunggu itu dilirik beberapa pihak. Salah satunya adalah CV Asia Teknik, salah satu produsen kursi gigi. Dengan kerjasama ini, diharapkan mereka bisa lebih mengembangkan kursi gigi dan bermanfaat bukan hanya bagi rakyat Indonesia, bahkan juga mancanegara.(niv/bah)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung