ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
29 Juni 2009, 12:06

Inovasi Mahasiswa ITS Ringankan Kerja Dokter Gigi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Oleh lima tangan kreatif ini, kursi gigi milik dokter Alfita ini diubah menjadi bentuk modern dengan kran air yang mampu membuka secara otomatis dengan menggunakan sensor cahaya.

Tak hanya itu, kursi gigi ini juga dilengkapi dengan intra oral kamera yang terintegrasi dengan LCD sehingga pasien dapat langsung melihat kondisi giginya di monitor yang terletak tepat di depannya.

Mereka juga membuat sistem motor penggerak pada kursi gigi, sehingga sang dokter tak perlu repot menggenjot pompa hidrolik jika ingin menaikan kursi gigi saat hendak memeriksa pasien.

Model kursi otomatis dengan motor penggerak seperti ini memang sekarang sudah banyak ditemui dipasar. Namun, kelima mahasiswa ini menawarkan sebuah hal yang berbeda. Mereka menggunakan sistem kelistrikan DC searah dengan tegangan rendah yang lebih aman.

”Produk lainnya menggunakan sistem AC yang berisiko terjadi arus pendek (konslet,Red) yang membahayakan si pasien,” tukas Ismail Huda yang mengaku bila dana yang mereka keluarkan berasal dari dana hibah dari Dikti lewat Program Kreativitas Mahasiswa bidang penerapan teknologi (PKMT).

Melihat hasil kreasi lima mahasiswa ini dokter Alfita mengaku senang. Pasiennya pun puas. ”Biasanya saya menunjukan kondisi gigi pasien dengan kaca, tapi sekarang sudah ada kamera yang mampu memperlihatkan kondisi pasien di layar monitor. Ini lebih meyakinkan kondisi gigi pasien,” ujar Dokter yang membuka praktek di jalan Hidrodinamika IV Blok T 71.

Dalam program PKMT ini, mahasiswa memang diharuskan memecahkan permasalahan sekitar dengan penerapan teknologi. "Dan, kebetulan Dokter Alfita sendiri adalah isteri dari dosen pembimbing kami jadi beliau sangat mendukung," timpal Tri Elly, salah satu anggota tim.

Akan Diproduksi Massal
Melihat peluang dan keunggulan produk ini, dosen pembimbing mereka, Dr Ir Bambang Sampurno MT mendukung penuh usaha dari kelima mahasiswanya ini. Bambang yakin bila hasil kreasi kursi gigi ini mampu menjadi peluang technopreneurship. Terbukti dengan diterimanya proposal rencana bisnis kursi gigi fleksible ini pada program techopreneurship yang digagas pemerintah.

”Dari semua proposal yang diterima, inovasi teknologi ini yang mendapat pinjaman modal paling besar,” jelas Bambang Sampurno yang juga sekertaris Pusat Bisnis Teknologi dan Industri ini.

Hal ini tidak berlebihan, sebab dari hasil pantauan lima mahasiswa ini, produsen yang memproduksi kursi gigi sangat sedikit. ”Padahal, menurut data Persatuan dokter gigi jumlah pertahun lulusan pendidikan dokter gigi mencapai 500 orang,” ujar Ariyanto salah satu anggota tim.

Ketika ditanya mengenai harga satu kursi gigi, kelompok ini mengaku mampu memberikan harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan produk kursi gigi modern yang biasanya diimport dari Cina dan Brazil. ”Rencananya kami juga akan memberikan garansi,” ujar Arianto yang dalam bisnis kali ini berperan sebagai manajer pemasaran.

Apabila kursi gigi ini benar-benar dapat diproduksi secara massal setidaknya lima mahasiswa ini akan mampu menciptakan lapangan kerja baru dibidang teknologi. Selain itu, diharapkan seluruh lapisan masyarakat dapat mendapatkan pelayanan kesehatan oleh dokter gigi dengan harga yang lebih terjangkau. (yud/mtb)

Berita Terkait