ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
11 Juni 2009, 18:06

Ujian Akhir Semester, Menonton Film Animasi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Studio 109 Gedung Jurusan Desain Produk Industri riuh rendah oleh tepukan dan tawa. Studio berkapasitas delapan puluh orang itu penuh. Sebagian besar adalah mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Visual yang mengikuti kuliah Animasi, sebagian lagi merupakan mahasiswa Despro lainnya yang tertarik melihat film-film yang akan diputar.

Memang pada hari dilangsungkannya UAS Animasi tidak ada ujian tertulis. Sebagai gantinya diadakan pemutaran film animasi yang dikerjakan mahasiswa sebagai nilai UAS. Uniknya pemutaran film ini dirancang menyerupai premiere (tayang perdana, Red) film sungguhan. Sejak dua hari sebelumnya mahasiswa telah mempromosikan pemutaran film mereka dengan memasang poster film di mading Jurusan. Selain itu, format pengumpulan DVD film juga dibungkus layaknya DVD original yang dijual di toko-toko kaset. Bahkan ada salah satu kelompok animasi yang kompak menggunakan kaos bertuliskan nama judul film mereka.

Sebanyak lima belas kelompok dari tiga kelas Animasi menampilkan karya-karya animasi terbaiknya yang berdurasi kurang lebih 2 menit. Masing-masing kelas memiliki tema cerita yang berbeda sesuai kesepakatan kelompok tersebut. Untuk kelas A misalnya. Tema animasi yang dipilih adalah Fantasi.

Lain lagi dengan animasi kelas B yang memilih tema Superhero Penyakitan. Mengenai tema yang agak nyeleneh ini Widyasari, salah satu mahasiswa dari kelas Animasi B, memberikan penjelasan. “Karena waktu voting yang memilih tema Superhero dan Penyakit jumlahnya sama akhirnya diusulkan oleh dosen Animasi untuk menggabungkan keduanya,”jelasnya sembari tertawa.

Sedangkan kelompok C memilih tema Despro. Dari tema yang beragam tersebut lahirlah cerita yang lebih beragam. The Acc Boy, Shockingman, Tunda lagi…Tunda Lagi, Yummy at the Wonderland, dan Futsalholic adalah beberapa contoh judul di antaranya. The Acc Boy yang berasal dari kelas Animasi C memilih menceritakan fenomena asistensi di kalangan mahasiswa Despro.

Dalam animasinya diceritakan tokoh utama yang frustasi karena asistensinya selalu ditolak oleh dosen. Walaupun temanya agak serius tapi animasi yang diputar pertama kali ini disampaikan dengan gaya humor sehingga mengundang tawa. Salah satu animasi yang menarik perhatian adalah animasi berjudul La Vie en Rose. Cerita yang diangkat cukup sederhana yaitu pertemuan dua orang yang sama-sama kesepian dengan setting kota Paris.

Namun yang membedakan dengan kelompok lain, karakter dalam animasi ini telah berbentuk tiga dimensi. “Kami membuatnya dengan software 3Dmax lalu di-finishing di Adobe Premiere,” jelas Risma Dwi Suherja, salah satu anggota kelompok. Menurut Dikky Setiawan, ST, dosen mata kuliah Animasi, pihaknya tidak membatasi mahasiswa untuk menggunakan software tertentu dalam pembuatan animasi ini, sejauh bisa menghasilkan gambar yang bergerak. Bagi Dikky yang terpenting dalam tugas ini adalah usaha mahasiswa untuk membuat animasi yang menarik. Baru setelah itu hasil akhir dan proses.(tyz/bah)

Berita Terkait