ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
07 April 2009, 13:04

Kantong Plastik untuk Selamatkan Lingkungan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Berkaca pada perilaku warga Surabaya yang senang berbelanja menggunakan tas maupun kantong plastik yang merupakan salah satu jenis polimer yang susah diuraikan jika menjadi sampah, muncullah ide dari lima mahasiswa FTK ITS untuk memeberi sebuah alternatif baru dalam meminimalisasi penggunaan kantong plastik terutama di daerah pusat perbelanjaan.

Maka terciptah PKMM yang mereka gagas dengan judul Penggunaan Kantong Plastik Ramah Lingkungan pada Pusat Perbelanjaan di Surabaya Sebagai Upaya Meminimalisasi Permasalahan Global.

Dalam rangkaian kegitan yang telah mereka susun, kali pertama dilakukan sosialisasi dengan melakukan seminar dengan menggandeng LSM Sahabat Lingkungan. “Selanjutnya kami akan mengadakan seminar serupa dengan mengundang perwakilan dari pemimpin pusat perbelanjaan di surabaya bulan Mei nanti,” ungkap Nia Mihmiaaty selaku ketua panitia.

Lebih lanjut, PKM yang digawangi oleh Nia Mihmiadaty, Dirta Marina, Fiska Fitria, ketiganya mahasiwa Teknik Kelautan 2005 serta Gilang dan Yusuf dari Teknik Perkapalan 2005 ini bertujuan agar pusat-pusat perbelanjaan di Surabaya bisa beralih menggunakan kantong plastik yang ramah lingkungan. “Kalau memungkinkan kami berharap pemerintah bisa mengeluarkan peraturan untuk mewajibkan penggunaan kantong plastik,” pungkas Nia berharap.

Terapkan Sistem 3R
Dr H Satrijo Wiweko MT yang menjadi pembicara memberikan sebuah gambaran global tentang permasalah Global yang dialami umat manusia. Mulai dari global warming, efek rumah kaca, pencemaran, bencana alam sampai dengan lumpur Lapindo juga tak luput diulas.

“Kita jangan menganggap Lumpur Lapindo, global warming, gempa bumi, waduk jebol, dan lain-lain itu sebagai sebuah kiamat. Semua itu bisa kita antisipasi dan ditanggulangi bersama,” ungkap Koko, sapaan akrab Satrijo Wiweko.

Sesuai dengan tema yang diangkat, Koko juga menyoroti tentang limbah sampah. “Sejauh ini penanggulangan sampah di surabaya hanya sebatas pindah angkut saja, sepertinya sampah surabaya diajak rekreasi keliling surabaya hingga tiba di Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” ugkap Koko disambut tawa peserta.

Padahal lanjut Koko banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan sampah, yang sering kalinya hanya dibakar. Padahal efek pembakaran plastik sendiri sangat merugikan manusia dan lingkungannya.

“Hal yang bisa dikakukan oleh semua orang saat ini, termasuk kita adalah dengan menerapkan sistem 3R yang meliputi Reuse (menggunakan kembali), Reduce (mengurangi) dan Recycle (mendaur ulang),” pungkas pria yang aktif di LSM Sahabat Lingkungan.

Kantong dari Jagung
Sedangkan Maharani Pertiwi dan Nova Maulidina, yang PKMnya membahas tentang plastik dari bahan jagung mengungkapkan, “Karena plastik yang umum dipakai orang itu membutuhkan waktu 50-60 tahun untuk terurai, muncul ide untuk membuat plastik dari bahan yang mudah terurai dalam tanah, yaitu dengan zat pati dari jagung," ungkap Maharani.

Namun sampai saat ini, para mahasiswa biologi ITS tersebut masih terkendala dengan produksi untuk skala Industri karena keterbatasan dana. “Untuk skala Labolatorium sudah kita laksanakan, namun untuk skala Industri kami masih terkendala dan setelah kami survey alat cetak plastik itu sekitar 100juta,” tambah Mahasiswa angkatan 2005 tersebut. (hoe/mtb)

Berita Terkait