Safar, seorang pencari belut di daerah Tambak Keputih mengaku senang dan terharu dengan acara yang dihelat oleh para mahasiswa ini. Mengantarkan anak lelaki semata wayangnya, Ahmad Rikky, bapak yang pendapatan perharinya tak tentu ini merasa tersentuh.

“Saya menangis dalam hati saat diberi tahu anak saya (Rikky, Red) kalau dia sudah mendaftar untuk disunat massal. Sebagai bapak, saya merasa kalah berani dengan anak, seharusnya mengkhittan anak ini jadi tanggungjawab saya,” jelas Safar, bapak dua orang anak ini.

Rikky menjadi salah satu dari 23 anak yang dikhittan yang berasal dari SD Kejawen Keputih I dan II ini. Ketegangan tak nampak pada bocah-bocah kecil ini. Hal itu disebabkan karena panitia memang telah menyediakan hiburan bagi mereka yang menunggu giliran dengan mepertontonkan film kartun Madagaskar. Bersama mahasiswa mereka terlihat berbaur akrab.

Dari pihak sekolah, Suwarti, Kepala Sekolah SD Kejawan Putih II juga mengucapkan apresiasi pada acara yang dihelat oleh mahasiswa ini. “Murid disini memang butuh acara Khittanan massal seperti ini terlebih lagi mereka berasal dari perekonomian menengah kebawah,” tutur guru berkacamata ini.

Acara khitanan massal yang di buka oleh PD III FTI Ir Wiratno Argo Asnoro Msc merupakan sebuah bentuk kerjasama dan integralistik dari sembilan jurusan yang ada di FTI. Menurut ketua panitia acara M Harisul Ulum, tujuan dari acara ini adalah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu di sekitar lingkungan ITS. “Selain itu, dengan adanya acara ini semoga akan semakin mempererat hubungan antara ITS dengan masyarakat di sekitar lingkungan kampus," tuturnya.

Ahmat Sobari, selaku Steering Committee juga mengaku puas dengan acara ini. Ia menyatakan koordinasi antar panitia berjalan baik. ”Meski persiapan untuk acara ini kami lakukan sewaktu UAS. Namun, Allhamdulillah semua lancar,” jelas Mahasiswa Teknik Mesin 2007 ini. (yud/nay/fay)