ITS News

Minggu, 28 April 2024
05 Desember 2008, 18:12

Gubes ITS Genap 80 Orang

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam konferensi persnya, Prof I Made Londen menjelaskan tentang penelitiannya. ”Saya ini dasarnya senang dengan industri, jadi memilih bidang perancangan untuk manufaktur ini,” jelas pria yang akrab disapa Londen ini. Ilmunya ini menekankan pada tiga prinsip dasar di bidang industri, yaitu murah, tepat, dan cepat. Menurutnya, ketiga aspek ini merupakan kunci utama dalam desain manufaktur. ”Ada yang mendesain bagus, tapi tidak bisa dikerjakan. Lalu buat apa,” tandasnya.
    
Londen berpegangan, semakin simpel suatu desain, maka biaya yang dibutuhkan akan semakin murah. ”Lebih ekonomis, tapi kualitas juga harus diperhitungkan, sehingga bisa dibuat dengan cepat dan dapat diterima masyarakat,”sambungnya. Salah satu aplikasi ilmunya ini diterapkan Londen pada desain sepeda ALLONE. Sepeda rancangannya ini dapat berubah menjadi tiga bentuk, dapat dipakai oleh segala usia, serta ringan dan ringkas.
   
Bapak tiga anak ini menjelaskan sepeda ini bermula dari dana Penelitian Ristek yang didapatnya tahun 2007-2008. Londen mengembangkan sepeda dengan desain yang simpel, kualitas bagus, dan nyaman. ”Saya bikin sepeda Mercy, enak sekali dikendarai, seperti naik Mercy,” tutur pria yang jago memainkan gamelan Bali ini.
   
Sepeda ini merupakan prototype yang kedua, hasil penyempurnaan dari prototype pertama. ”Yang pertama kurang ergonomis dan masih terlalu berat,” sambungnya. Dengan memodifikasi bentuk rangka serta mengubah tipe sambungan dari ulir ke bentuk clamp, Londen menghasilkan desain sepeda yang cukup memuaskan.
   
Setelah berhasil dengan desain sepedanya, Londen sedang mempersiapkan desain inovatif keduanya. Kali ini, dia memilih kursi roda. ”Saya sudah survey ke beberapa rumah sakit dan pengguna kursi roda. Gerak mereka masih terbatas dengan kursi yang ada sekarang ini,” jelasnya. Saat ini, Londen sedang membuat kursi roda yang bisa bergerak naik, dan turun, serta mempunyai kemudahan fungsi lainnya. ”Jadi kalau mau ambil sesuatu di tempat yang tinggi tinggal naikkan saja kursinya,” jelasnya.
   
Berbeda dengan Londen, Sutardi memilih untuk mendalami mekanika fluida. Baginya, ilmu ini dibutuhkan diberbagai aspek kelimuan lainnya. Mulai dari Teknik mesin sendiri, hingga ke ilmu kedokteran. Aliran darah pun menggunakan prinsip mekanika fluida. ”Mengapa kolesterol selalu dibarengi dengan penyakit darah tinggi itu juga karena mekanika fluida,” tambahnya. Aliran darah yang mengental akibat kolesterol membutuhkan kekuatan pompa jantung yang lebih besar untuk mengalirkannya.
   
Selain di bidang kedokteran, Sutardi juga meneliti pengaruh mekanika fluida dalam desain otomotif. Salah satu cara untuk meminimalisir tekanan angin saat melaju di jalan adalah dengan menambahkan alur pada bodi samping mobil. ”Alur itu fungsinya untuk mengontrol aliran angin,” tambahnya.
   
Dalam skala besar, angin dan air ini sangat berpotensi sebagai sumber energi yang tidak akan pernah habis. Sayangnya, untuk kondisi Indonesia pada umumnya, energi dari angin masih kalah efisien jika dibandingkan dengan air. ”Energi dari angin itu butuh tipe angin yang stabil. Nganjuk itu anginnya besar tapi tidak stabil. Makanya Indonesia tidak banyak menggunakan kincir angin seperti di negara Eropa Barat,” lanjutnya. 
   
Lain halnya dengan air yang melimpah ruah dimana-mana. ”Air itu relatif lebih gampang ngaturnya. Kalau mau besar ya tinggal dilebarkan pintu airnya, kalau mau sedikit juga gampang mengurangkannya,” tegasnya. Dengan pengukuhannya ini, Londen dan Sutardi akan menjadi guru besar ke 10 dan ke 11 di jurusan Teknik Mesin ITS.(Humas/jie)

Berita Terkait