ITS News

Sabtu, 27 April 2024
04 Desember 2008, 09:12

Juara Berkat Ampas Batu bara

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Semua bermula dari kuliah tamu yang diberikan Direktur PT Indocement. Dari sanalah mereka tahu bahwa PT Indocement sedang “membagi-bagikan” Indocement Award kepada pihak-pihak yang banyak membantu PT Indocement mulai dari kontraktor, dosen, sampai mahasiswa. Salah satu ajang yang diperlombakan yaitu kompetisi beton mutu tinggi.

Kebetulan ketika itu liburan semester genap. Mereka tak bisa membayangkan kalau mengerjakan ini semua di hari aktif kuliah. Padatnya jadwal akademik sepertinya tidak memungkinkan bagi mereka. Ditambah lagi aktivitas mereka di Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS).

Saat itu, Rahmat menjabat sebagai Wakil Kahima sedangkan Tegar sebagai Kadept Kesejahteraan Mahasiswa dan Vicho yang jadi perwakilan HMS di Legislatif Mahasiswa. Dengan adanya liburan itu mereka akhirnya bisa ikut lomba. Namun konsekuensinya liburan mereka terpaksa dipangkas. “Selama liburan kemarin saya hanya pulang satu minggu,” ujar Tegar Juang Pambudi, Koordinator tim ini.

Kemudian mereka mulai mencari ide. Mereka tidak berpikir untuk mencari bahan baru yang cocok untuk membuat beton mutu tinggi. Mereka hanya mengingat-ingat materi-materi yang pernah diberikan dosennya saat kuliah maupun asistensi. “Dulu dosen saya pernah memberi tahu bahan-bahan yang dicampur pada semen agar lebih kuat dan hemat,” ujar Tegar.

Dari bahan-bahan yang diberitahu dosennya dan melihat beberapa aturan terkait pembetonan, akhirnya pilihannya jatuh ke fly ash. Alasannya bahan tersebut mudah didapat dan harganya murah. Jawa Timur sendiri punya PLTU Paiton dimana fly ash tersedia dengan melimpah. Sedangkan harga 1 kilogramnya hanya 150 rupiah. “Bahkan kalau membeli dalam jumlah banyak harga bisa jauh lebih murah,” tambah pria asal Trenggalek ini.

Selain itu fly ash juga memiliki keunggulan lain seperti bisa mencegah crack atau keretakan pada beton. Fly ash juga dapat menjadi bahan yang dapat mereduksi air sehingga dapat menambah tegangan kekuatan. Namun kalau fly ash-nya terlalu banyak juga dapat menurunkan kualitas beton. Karena pengikatan dari semen berkurang. “Jadi, disini kita hanya bermain takaran campuran, lalu dicari yang terbaik melalui perhitungan,” tutur Mahasiswa angkatan 2006 dengan IPK 3,79 ini.

Untuk membuat beton biasa maka diperlukan campuran dari batu pecah atau agregat, pasir, semen, dan air. Pada inovasi ini ditambahkanlah fly ash dan Superplastiziser (SP). Banyaknya fly ash yang dicampurkan adalah 10 % dari semen. Dari campuran tersebut, ia membuat 5 beton cor untuk di uji kekuatannya. “Target kami beton ini bisa mencapai 70 Mpa,” tutur Tegar lagi.

Dua beton di tes pada umur tiga hari. Hasilnya lumayan baik yaitu 49 Mpa. Karena beton itu diujikan pada umur 3, 7, 21 sampai 28 hari. Semakin lama umurnya maka kekuatan beton itu semakin bertambah. Sehingga 49 Mpa pada hari ketiga bila dikonversikan ketika hari ke-28 maka hasil uji bisa mencapai sekitar 70 Mpa.

Selain dari kekuatannya, juri juga menilai dari efesiensi biaya. Kalau harga 1 sak (50 Kg) semen sekitar Rp 50 ribu. Maka tiap kilogram sekitar sekitar seribu rupiah. Apabila dicampurkan dengan 10 % fly ash yang harga per kilogramnya Rp 150. Maka menurut perhitungannya, biaya yang dibutuhkan per meter kubik sekitar Rp 800 ribu. “Ya, kalau bangun gedung tingkat 10 baru kita tahu jelas bahwa dengan campuran ini kita bisa sangat menghemat,” ujarnya lalu tersenyum.

Sementara setelah pengujian beton, mereka di tes oleh tim penguji di Jakarta. Tim penguji sendiri berasal dari kalangan akademisi, praktisi, dan pengamat. Alhasil makalah mereka diberondong pertanyaan. “Untungnya sebelum diuji di sana, kami sudah diuji oleh dosen-dosen kami sendiri, jadi sudah punya jawaban atas kemungkinan pertanyaan yang muncul,” tambahnya. (bah/mtb)

Berita Terkait