Berangkat dari sebuah niat sederhana tapi sulit dilaksanakan orang. Ia hanya ingin membuat kumpulan jurnal internasional yang bisa didapatkan secara cuma-cuma dan berkualitas. Ia menyadari betul bahwa harga sebuah jurnal international sangatlah mahal. Sementara perkembangan penelitian, penemuan dan inovasi baru di berbagai belahan dunia sangat cepat.
“Ya, kalau tidak langganan, kita akan jauh ketinggalan informasi,†ujar pelopor laboratorium logistik dan supply chain management pertama di Indonesia ini.
Lalu ia berinisiatif menghimpun teman-temannya dari berbagai negara untuk merealisasikan idenya. Alhasil ia dapat menghimpun sekitar 40 orang. Kebanyakan adalah para akademisi dari luar negeri dan beberapa akademisi Indonesia yang sedang study di luar negeri. “Semua koordinasi hanya melalui email,†tuturnya lalu tersenyum.
Ia pun langsung ditunjuk sebagai Editor in Chief atau Pemimpin Redaksi buletin jurnal tersebut. Sambutan luar biasa dari komunitas akademisi mampir ke redaksi OSCM. “Selain ucapan selamat, banyaknya jurnal yang dikirim ke redaksi sebagai tanda antusias dunia kepada OSCM,†ungkap dosen berprestasi II ITS tahun 2007 ini.
OSCM telah sukes menerbitkan dua edisi. Tiap edisinya terdiri dari lima jurnal internasional yang telah diseleksi oleh reviewer. Mereka adalah para ahli yang menjadi rujukan OSCM. Karena jurnal yang dipublikasikan harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan OSCM.
Diantaranya adalah kontribusi hasil riset tersebut nantinya. Selain itu jurnal itu juga harus merupakan ide baru. Lalu dilihat dari segi penulisan, redaksional, tata bahasa dan style-nya. “Semuanya sampai harus lengkap dan tidak mengandung kesalahan sedikit pun, kalau masih ada kesalahan harus direvisi,†tambahnya.
OSCM Menegaskan Eksistensi Indonesia
Ia mengaku bangga dengan pencapaian ini. Hal ini sebagai salah satu jalan bagi Indonesia atau bahkan ITS untuk dikenal bahkan mendapat pengakuan oleh komunitas akademisi internasional. “Mereka kan mengirim jurnal ilmiahnya ke Indonesia (ITS, Red),†tutur pria kelahiran 7 Januari 1969 ini.
Ke depannya OSCM tidak lagi mencetak buletin. Mereka akan memakai media website dimana orang di seluruh dunia bebas men-download. Sama seperti versi cetakan, dalam hal pendanaan, semuanya berasal dari swadaya OSCM sendiri. “Kalau website kan lebih murah, namun sekarang masih dalam proses,†ujarnya merendah.
OSCM sudah tiga kali mengadakan konferensi internasional. Bahkan konferensi pertama di Nusa Dua Bali tahun 2005, Teknik Industri ITS yang menjadi panitia, sukses dengan hadirnya 170 peserta dari 25 negara. Sementara tahun 2007 diselenggarakan di Thailand dan 2009 nanti di Malaysia. “Kebetulan saya turut menjadi steering committee pada setiap konferensi,†ungkapnya.
Aktif dalam Lingkup Internasional
Kontribusinya tak hanya sampai disitu. Pria yang sempat mengajar di Manchester Businnes School ini rajin mempublikasikan jurnal ilmiahnya. Sampai saat ini, sudah 14 jurnalnya yang masuk top 10 kumpulan jurnal internasional. Bahkan sudah lebih dari 40 jurnal yang mensitasi (menjadikan referensi) jurnal-jurnalnya.
Pencapaian itu tidaklah mudah. Ia mengisahkan salah satu jurnalnya yang berjudul Augmenting the Lot Sizing Order Quantity When Demand is Probabilistic. Jurnal yang ia buat bersama Prof Edward A Silver ternyata butuh perjuangan yang panjang untuk tampil dalam European Journal of Operational Research.
Ia memulai penelitian pada tahun 2003. Setelah lebih dari satu tahun penelitian, ia mengirim jurnal hasil penelitiannya. Kemudian beberapa kali mengalami revisi, jurnalnya baru diterima tahun 2007 dan baru bisa dipublikasikan tahun 2008.
“Jadi hampir 5 tahun prosesnya sampai jurnal itu dipublikasikan, padahal mitra saya (Edward A Silver, Red) orang yang terkenal di bidang Industrial Engineering,†tuturnya.
Menurutnya, hal itu terjadi karena para editor dan reviewer membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa. Mereka ingin meyakinkan bahwa jurnal ini layak dimuat. Mulai dari segi kontribusi hasil penelitian ini, jurnal itu merupakan sebuah ilmu baru, sampai pada hal sistematika penulisan dan pemilihan kata. “Karya itu sudah bolak-balik revisi, bahkan pernah ada juga yang di-reject,†tambahnya lalu tersenyum. (bah/mtb)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung