"Berawal di tahun 2006, Kumamoto University (KU) menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Jepang yang menerapkan sistem pembelajaran e-learning," papar Prof. Toshihiro Kita dari Institute for e-Learning Development, KU. Namun, baru tahun 2007 Institute for e-Learning Development (IeLD) mempromosikan e-Learning di KU.

Dalam penerapan e-Learning, KU menggunakan sistem manajemen yang disebut Learning Management Systems (LMS’s). LMS lazim digunakan perguruan tinggi berbasis Intranet dan Internet. Secara umum, terdapat 2 macam LMS yang sering digunakan dalam e-learning yaitu LMS komersial seperti WebCT dan Blackboard, dan LMS Open-Source. Dari kedua tipe LMS tersebut, LMS Open-Source adalah yang terbaik.

LMS Open-Source merupakan tipe LMS yang terbaik karena harganya yang tidak mahal karena biaya yang dikeluarkan hanya untuk fasilitas hardware, bisa digunakan pada skala kecil, dan mudah di-customize. Selain itu, LMS Open-Source tidak berlisensi seperti LMS komersial walaupun institut mengeluarkan bahan e-learning untuk umum atau mahasiswa tamu. Selain itu, menurut Prof. Toshihiro Kita,  LMS Open-Source lebih adaptif dan dapat digunakan untuk keperluan pribadi hingga institusional.

Seperti pembelajaran konvensional, e-learning dengan LMS juga mengadakan kuis pada tiap subbab yang disebut Learning-Task System. Kuis pada sistem ini cukup unik. Dalam pengerjaan soal memang seperti mengerjakan soal multiple-choice biasa. Yang menjadikannya unik adalah adanya diagram alur setelah nilai kuis direkapitulasi. Tiap alur pada diagram tersebut mewakili sub bab yang ada. Dari hasil kuis yang telah dikerjakan sebelumya, bila mahasiswa kurang menguasai sub bab tertentu atau dianggap belum melewati sub bab tersebut, maka bagan alur pada sub bab tersebut akan berwarna merah tua. Sebaliknya, bila mahasiswa sudah menguasai suatu sub bab dengan baik, bagan alur sub bab tersebut akan berwarna biru tua.(m1)