Lomba ini ditujukan untuk para siswa SMA dan mahasiswa baru (maba) perguruan tinggi (PT) se-Jatim, kecuali maba dari jurusan Teknik Perkapalan. Sedikitnya ada 12 tim yang berlaga, tiap tim maksimal terdiri dari lima orang.

Lomba desain kapal sendiri sudah dilangsungkan sejak Sabtu (19/4) lalu, untuk pembuatan bodi kapal yang berukuran tak lebih dari 0,5 meter. Untuk bangunan bawah kapal dari tiap peserta sudah didesainkan langsung oleh panitia. ”Para peserta tinggal membuatkan desain untuk bodi bagian atasnya saja, terserah mau didesain model apa,” jelas Agdarita Teguh Prarista, ketua panitia NASDARC ditemui di sela lomba.

Menurut mahasiswa Teknik Perkapalan ITS angkatan 2005 yang karib disapa Teguh ini, penilaian untuk desain antara lain didasarkan pada estetika atau keserasian bodi kapal bagian bawah dan atas, pewarnaan bodi kapal, dan kerapian pengerjaannya.

Selanjutnya, kapal-kapal miniatur yang telah didesain masing-masing tim tersebut juga harus saling ditandingkan di atas kolam. Kapal-kapal itu harus mampu menempuh jarak 30 meter dengan kecepatan tertinggi. Karena untuk lomba di kolam ini, selain dinilai kestabilan kapal juga dinilai tingkat kecepatannya. ”Hasil akhir dari pertandingan nantinya dilihat dari peserta yang bisa mencapai finish dengan waktu tercepat, selain juga dilihat kestabilannya saat bergerak di kolam,” ujar Teguh.

Meski antara peserta lomba tingkat pelajar dan mahasiswa dicampur jadi satu, lanjut Teguh, tidak akan banyak berpengaruh pada kemenangan. ”Tahun lalu, yang menang lomba justru dari peserta yang pelajar, bukan yang mahasiswa,” tukasnya.

Memang diakui Teguh, dari karya-karya peserta yang sudah ditampilkan kali ini bila dilihat secara inovasi desain, karya dari peserta yang pelajar lebih inovatif. Tapi secara teknik, memang masih bagus karya peserta yang mahasiswa.

Selain lomba desain kapal yang ditujukan untuk umum terseut, dalam perhelatan yang sama juga digelar kategori lomba Design Battle Race yang ditujukan hanya untuk para mahasiswa Teknik Perkapalan ITS. (Humas/jie)