ITS News

Minggu, 28 April 2024
17 April 2008, 00:04

Jalin Koordinasi Dengan Secangkir Kopi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hangatnya secangkir kopi menemani perbincangan para staff ahli ITS alumni Jepang. Membahas seputar rencana penggalakan penelitian antara ITS dan Jepang, Coffee Morning ini dipimpin langsung oleh Pembantu Rektor I (PR I) ITS, Prof Ir Arif Djunaidy MSc PhD. Arif hadir menggantikan Rektor ITS yang saat itu berhalangan hadir.

Diungkapkan oleh Arif bahwa pemerintah Jepang melalui JPIC menawarkan bantuan penelitian kepada ITS. Karenanya, lewat forum tersebut Arif meminta kepada para staff ahli khususnya bagi mereka alumni universitas di Jepang untuk turut berperan memberikan tenaga dan ide-idenya. "Ide-ide ini nanti akan kita tuangkan dalam sebuah proposal sebagai pertimbangan pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Total semuanya tak kurang dari 600 miliar," tutur Arif.

Untuk menjamin keberlanjutan dari penelitian yang direncanakan, Arif juga meminta kepada para alumni untuk selalu menjalin komunikasi dengan supervisornya masing-masing di universitasnya dulu. "Hubungan dengan universitas almamater di Jepang hendaknya juga harus dijaga untuk menjamin keberlanjutan penelitian," tegasnya.

Hal itu juga dibenarkan oleh PR IV, Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD. Menurutnya, peran serta alumni bukan hanya terjun dalam penelitian saja tapi juga turut menjaga link dengan universitas-universitas Jepang."Saat berkunjung ke Hiroshima University saya sempat kaget melihat buku profil universitasnya. Kita ternyata belum masuk di sana. Padahal, universitas lain di Jawa Timur sudah banyak yang tercantum," tegas Eko.

Penjelasan Arif kemudian disambung oleh Eko. Ia mengungkapkan, setidaknya ada tiga sektor penelitian yang akan dijadikan sebagai unggulan bagi ITS yakni, bidang marine, environment, dan energy. "Tiga bidang inilah yang menjadi prioritas dalam kerja sama dengan Jepang. Beberapa waktu lalu kita sempat ditawari oleh Keio University untuk Energy and Disaster Management," ungkap Eko.

Adapun tentang kemungkinan menggandeng universitas lain di Indonesia untuk bekerja sama dalam penilitian ini, Eko menyatakan kemungkinan tersebut bisa jadi ada. Tapi dengan pertimbangan universitas bersangkutan benar-benar kooperatif.

Di lain pihak, para peserta Coffee Morning ternyata antusias dengan rencana penggalakan penelitian ini. Terbukti dari banyaknya peserta yang memberikan komentar dan masukan.

Komentar pertama datang dari Prof Dr Ir Nonot Soewarno MEng. Guru besar jurusan Teknik Kimia ITS ini mengungkapkan perlu adanya penjelasan lanjut untuk tiap bidang yang akan ditangani. "Ini penting. Bidang energi kan luas, yang mana yang kita tangani, di bawah lembaga apa kita menanganinya, itu perlu dijelaskan secara detail," ungkapnya.

Lebih jauh, ia juga mengingatkan agar peningkatan kerja dan inovasi dari apa yang telah ada menjadi salah satu fokus dari penelitian. "Jangan sampai kita bisanya hanya terima alat, tahu mengoperasikan, lalu kerja. Hasil dari penelitian pun hendaknya harus dapat dimanfaatkan secara maksimal," ujar Nonot.

Tak mau kalah dengan Nonot, Ir Syarifuddin Mahmudsyah MEng, Ketua Pusat Energi, Rekayasa, Industri dan Ilmu Dasar Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS, turut menyuarakan pendapatnya. Syarif mengusulkan, khusus untuk penanganan bidang energi lebih baik diarahkan menuju tiga alternatif yaitu, renewable energy, energi selat, dan energi mikro. "Tiga alternatif energi tersebut saat ini tengah gencar-gencarnya. Jadi, alangkah baiknya bila kita turut mengembangkannya," tegas Syarif.

Menjawab sekaligus menanggapi semua masukan, Prof Arif Djunaedi menegaskan bahwa sebagai tindak lanjut acara ini akan digelar workshop pada 22 April nanti. "Di sanalah nanti semua konsep akan kita bahas secara mendalam dan kemudian dituangkan dalam proposal. Proposal nantinya akan dikirim ke Dikti dan diberikan langsung kepada Perdana Menteri Jepang," pungkas Arif.(f@y/han)

Berita Terkait