Kebanyakan siswa bahkan juga mahasiswa seringkali menjadikan ilmu kimia sebagai momok. Namun hal tersebut tak nampak dalam Olimpiade Kimia Nasional yang pertama kali digelar di ITS, Sabtu (9/2). Sebanyak 48 tim se-Indonesia berlomba-lomba menunjukkan kemampuannya dalam lomba yang menggabungkan antara rumus dan teori ini.
Bertempat di ITS, acara ini mendulang sukses besar. "Pesertanya banyak dan pelaksanaannya sudah cukup baik," papar Dr Lukman Atmadja selaku Ketua Jurusan Kimia sekaligus juri dalam olimpiade ini.
Olimpiade Kimia ini merupakan program kerja terbesar Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKA) tahun ini. "Acara ini merupakan olimpiade Kimia Nasional pertama yang digelar HIMKA dan anggaran dana untuk acara ini mencapai seratus juta rupiah," aku Dias selaku koordinator publikasi dan dekorasi.
Menurut Dias, antusiasme yang ditunjukkan peserta sangat baik. "Bahkan ada sekolah yang mengirimkan 32 tim untuk ikut Olimpiade Kimia ini," imbuh Dias. Pada awalnya, Olimpiade Kimia diikuti oleh 320 tim, dengan anggota dua orang per tim. Kemudian peserta disaring menjadi 48 tim yang akan bertanding di babak perempat final. Jumlah tersebut sebenarnya bisa lebih, sebab ada satu tim yang ingin ikut tapi terpaksa tidak dapat mengikuti olimpiade disebabkan kendala transportasi. "Ada siswa dari Serpong yang tidak jadi ikut karena terlambat datang," lanjut Dias.
Tak hanya menyibukkan siswa-siswi SMA, guru-guru yang turut serta pun diberi kesibukan selagi menunggu siswa siwinya bertanding. Adalah Prof. Dr. R.Y. Perry Burhan yang menjadi guru besar Geokimia pertama di Indonesia sekaligus dosen Jurusan Kimia ITS yang memberi tips pada guru – guru agar membuat pelajaran Kimia semenarik mungkin.
Sementara, dalam pelaksanaan babak perempat final Olimpiade Kimia tersebut, peserta yang berjumlah 48 tim tersebut, disuguhi soal-soal tes tulis berupa esai sebanyak sepuluh nomor. Selanjutnya di babak semi final, yang tersaring sebanyak lima belas tim. Di babak tesebut, peserta diadu dalam Lomba Cepat Tepat (LCT) yang membutuhkan kecermatan peserta dalam menjawab soal. Tim yang lolos dari babak ini sebanyak enam tim yang kemudian adu kemampuan di babak final.
Dalam Olimpiade Kimia ini, SMAN 2 Pare keluar sebagi juara I yang mendapat uang sebesar Rp 5.000.000,00, piala Menteri Pendidikan RI, gratis SPP dan gratis biaya hidup selama empat tahun jika masuk Jurusan Kimia ITS. Ketika ditanya kan dimanfaatkan atau tidak fasilitas plus-plus berupa SPP dan biaya hidup, kedua gadis yang mewakili SMAN 2 Pare, Agnes dan Tanaya, menjawabnya dengan malu-malu. "InsyaAllah, tapi nanti kita rundingan dengan ortu dulu," tutur Agnes dan Tanaya sembari tersipu.
Juara II direbut oleh SMAN 1 Gresik, juara III SMAN 1 Surabaya dan harapan I direbut oleh SMAN 1 Batu. Sedang yang tampil sebagai finalis adalah SMA St. Louis I Surabaya dan SMA Petra II Surabaya. Juara II memperoleh uang sebesar Rp 3.000.000,00 ditambah piala Rektor ITS. Sedang juara III memperoleh uang sebesar Rp 1.000.000 ditambah piala Dekan FMIPA ITS dan juara harapan I memperoleh uang sebesar Rp 750 ribu. Istimewanya, semua pemenang berhak mendapat rekomendasi masuk Jurusan Kimia ITS.(nrf/ap)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan kegiatan pelatihan penulisan buku sebagai upaya untuk terus
Kampus ITS, ITS News —Sebagai kampus dengan riset dan teknologi terdepan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendapat amanah dari
Kampus ITS, ITS News — Merayakan satu dekade perjalanan, Business Management Student Association Institut Teknologi Sepuluh Nopember (BMSA ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali pertahankan komitmennya dengan meraih kembali Indonesia’s SDGs Action Awards