Tak terasa hampir dua tahun melanda dan bencana lumpur Lapindo hingga saat ini belum ada solusi, apalagi untuk mereka yang menjadi korban. Persoalan inilah yang diabahas dalam acara Dialog Nasional Lumpur Lapindo 2008 yang diadakan pada Sabtu (19/01) kemarin oleh FOSAD (Forum Studi Demokrasi).
Ratusan undangan yang memadati Gedung Juang 45, baik itu dari Lembaga Swadaya Masyarakat, PT Minara, mahasiswa serta juga korban lumpur Lapindo. Acara yang dimotori oleh Faisal Riza Rahmat SE, selaku ketua umum FOSAD, turut mengundang Republik Mimpi untuk berdialog langsung dengan para undangan mengenai lumpur Lapindo. Para korban mengadukan musibah yang dialami akibat bencana lumpur ini pada Republik Mimpi.
Dalam diaolog interaktif ini, pihak korban lumpur Lapindo mengutarakan penderitaannya. Salah satunya adalah Wahyu. “Selama ini, pihak yang selalu diuntungkan adalah yang berduit, kami para korban hanya dipandang sebelah mataterlebih lagi kami yang hanya sebagai pengontrak di Perumtas Tanggulangin, kami tidak bisa mendapatkan hak kami. Dimana rasa kasa keadilan social bagi seluruh rakyat?†tutur wanita berkulit sawo matang ini. Selain Wahyu, tak kurang dari sepuluh perwakilan korban lumpur Lapindo sama-sama mengutarakan penderitaannya.
Selain itu juga, Gus Pur dari Republik mimpi turut serta memberikan nasehatnya. “Ya, kalau pengen berhasil untuk mengatsi masalah ini, cukup gunakan 3G: gunakan nurani sebelum menentukan kebijakan publik, gunakan empati untuk melaksanakan kebijakan public, serta gunakan segala kemampuan untuk menjalankan kebijakan publik, gitu aja kok repot,†tegas Gus Pur disambut tawa para peserta.
Selama kurang lebih tiga jam, para undangan dari segala pihak turut serta memberikan pemikiran-pemikiran solusi bagi korban lumpur Lapindo. Hingga pada akhirnya, didapatkan beberapa solusi, diantaranya meminta Pemerintah merevisi Perpes No 14 tahun 2007 yang tidak berpihak pada rakyat sebagai korban.
Para korban juga meminta Pemerintah serta pihak Lapindo untuk segera membayar hak korban, serta meminta Pemerintah untuk segera me-recovery lingkungan. Dan hasil dari dialog ini nantinya akan disampaikan FOSAD selaku pihak yang menjembatani permasalahan ini kepada pihak Pemerintah. (st/rif)
Kampus ITS, ITS News — Merayakan hari jadi ke-25 tahun, Departemen Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, ITS News — Membangun karakter sejak usia dini adalah kunci menciptakan generasi emas Indonesia. Menyadari hal tersebut,
Kampus ITS, ITS News — Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi salah satu lembaga yang berkontribusi menumbuhkan perekonomian nasional.
Kampus ITS, ITS News – Dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan edukasi mahasiswa, lektor Institut Teknologi sepuluh Nopember (ITS) mengadakan