ITS News

Minggu, 28 April 2024
12 Desember 2007, 08:12

Pentingnya Teknologi Survei di Bidang Kelautan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Indonesia dikenal sebagai negara maritim karena memiliki wilayah laut yang luas. Dengan sebutan itu juga Indonesia secara ekonomi mendapat pemasukan yang tak sedikit lewat kelautan dan perikanan. Namun kendalanya, potensi yang ada belum dimanfaatkan secara optimal oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Untuk itu, melalui PIT kali ini ITS ingin mengembangkan teknologi survei dan pemetaan yang efektif dan efesien.

”Lewat acara ini kami dari kalangan akademisi juga ingin bersinergi dengan kalangan goverment dalam hal ini diwakili oleh BRKP untuk mengembangkan suatu teknologi yang efektif dan efesien. Tentunya juga punya manfaat yang besar,” ungkap Danar Guruh ST selaku ketua panitia sekaligus staf pengajar di Program Studi Teknik Geomatika ITS

Dalam kesempatannya, Dr Sugiarto Wirasantosa MSc memaparkan tentang penelitian kelautan di Indonesia. Dikatakannya, awalnya Indonesia hanya punya hak atas laut (wilayah teritorial) sejauh 3 mil dari darat. Saat ini wilayah teritorial menjadi 12 mil dari darat yang sama dengan 3,1 juta juta kilometer persegi, sedangkan luas Zona Ekslusif Ekonomi Indonesia (ZEEI) adalah 2,7 juta kilometer persegi. ”Akibatnya Indonesia saat ini memiliki inventaris sumberdaya hayati dan nonhayati yang sangat kaya,” jelas pria berkacamata.

Indonesia sebenarnya memiliki beberapa keunggulan dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Indonesia selain kaya keanekaragaman biota laut (marine biodiversity) juga memiliki posisi geoteknik yang strategis hingga berpotensi terdapatnya banyak titik sumber minyak dan gas alam. Lalu posisi Indonesia juga dinilai strategis sebagai International Sea Line. ”Diantara beberapa keunggulan itu, kita punya kewajiban menjaga kesalamatan lingkungan laut dan menciptakan rasa aman dalam pelayaran,” kata Sugiarto.

Peran teknologi survei dan pemetaan juga dirasa sangat penting dalam dalam industri perminyakan. Hal ini dibenarkan oleh Ir M Sobri Syawie MM selaku pemakalah utama dalam PIT IV ini. ”Dalam industri minyak yang namanya survei itu dibutuhkan dari sebelum dan sesudah proses eksplorasi minyak atau gas alam dilakukan. Jadi tidak akan pernah ada habisnya kebutuhan teknologi survei di bidang offshore ini,” ujar pendiri PT PAGEO sekaligus presiden direktur perusahaan offshore itu.

Selain agar bisa menguasai teknologi survei, Ir M Sobri Syawi MM mengharapkan agar para mahasiswa Indonesia setelah lulus juga memiliki wawasan internasional. ”Jangan sampai laut Indonesia yang sangat kaya ini dikuasai oleh orang asing hanya gara-gara kita tidak mampu ngomong dengan baik pakai bahasa Inggris,” harap Sobri lulusan Teknik Geodesi ITB.(han/asa)

Berita Terkait