ITS News

Minggu, 28 April 2024
12 Desember 2007, 16:12

ITS Pasok Teknologi Energi Daerah se-Jatim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Saat ini mulai marak dikembangkan pembangkit energi skala kecil di daerah-daerah. Hal ini berwujud akibat diberlakukannya undang-undang nomor 30 tahun 2007. Intinya , pengelolaan energi di Indonesia tidak lagi dikelola secara terpusat. Melainkan pengelolaannya terdistribusi melalui daerah tingkat propinsi serta kabupaten. Untuk itu perlu segera disikapi dan ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah khususnya dan masyarakat pengelola energi pada umumnya.

Menanggapi hal tersebut, ITS sebagai lembaga institusi pendidikan berbasis teknologi tak mau tinggal diam. Lewat acara Workshop Energi 2007, ITS berupaya untuk memberikan kontribusinya dalam menyiapkan pembangunan energi yang mandiri di daerah Jawa Timur. Diantaranya melalui proses pemetaan sumber daya energi di daerah Jawa Timur, hingga menyiapkan sumber daya manusia terkait.

”Yang jadi masalah sekarang adalah di daerah-daerah masih belum terpetakan secara optimal potensi-potensi energi. Sejauh ini yang kebanyakan dimengerti oleh mereka masalah energi adalah yang selalu terkait dengan listrik. Padahal kalau kita tahu, sebenarnya banyak yang bisa dikelola untuk dijadikan sumber energi. Seperti pemanfaatan angin, tanaman, air dan masih banyak lagi,” ujar Ir Sarwono MMT, Kepala Laboratorium Rekayasa Energi dan Pengkondisian Lingkungan, Jurusan Teknik Fisika ITS.

Ir Sarwono MMT menilai dengan adanya undang-undang nomor 30 tahun 2007 ini berdampak positif bagi daerah-daerah. Selain semakin mendukung otonomi daerah, pemanfaatan energi daerah ini juga meningkatkan pendapatan daerah secara ekonomi. Karena bila kebutuhan energi di suatu daerah telah terpenuhi, kelebihan energi itu dapat dijual ke agen energi (PLN).

”Sebagai contoh yang telah dikembangkan di daerah Seloliman, Kabupaten Mojokerto. Yaitu, teknologi sederhana yang bernama mikrohidro. Dengan memanfaatkan air, kemudian dikelola akhirnya bisa memenuhi kebutuhan listrik yang dapat dirasakan hingga ke pelosok daerah,” ungkap Sarwono.

Dalam pidatonya, Ir. Endro Utomo Notodisuryo memaparkan tujuan pentingnya penggunaan sumber daya energi. ”Selama ini penggunaan sumber daya energi belum sepenuhnnya ditujukan untuk memperoleh nilai tambah ekonomi yang tinggi. Tapi sumber daya energi masih untuk pendapatan negara tanpa memperhatikan prinsip sustainability,” terang wakil ketua Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI)ini.(m2/han/jie)

Berita Terkait