ITS News

Rabu, 08 Mei 2024
24 Juli 2007, 06:07

Perry Burhan, Ahli Geokimia Organik dan Bahan Bakar Alternatif

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam SENAKI kali ini yang mengambil tema Riset dan Aplikasi Kimia dalam Pengembangan Bahan Bakar Pengganti, Burhan sangat antusias sekali untuk mengemukakan makalahnya. Menurut Burhan peranan dari Kimia sangat penting, maka dari itu ia sangat bangga dalam keahliannya Geokimia Organik, "Jarang sekali orang yang dapat menguasai studi Geokimia Organik ini," tutur Burhan dengan tersenyum. Salah seorang dari empat ahli di Indonesia dalam Geokimia Organik adalah Burhan sendiri.

Lektor Kepala yang akan menjadi Guru Besar ini, sering melakukan berbagai riset, bahkan terjun ke lapangan pun dia lakukan. Beberapa tempat telah Burhan kunjungi, yakni Gresik, Wonocolo, Banjarmasin, Tanggulangin, dan Wonokromo. Hasil yang didapatkan dari riset tersebut, beberapa sumur minyak yang ada terdapat minyak bumi yang telah teroksidasi. Salah satu tempat di Tanggulangin yakni Porong Catu. "Itu tempat masih selamat sampai sekarang," ungkap pria berkelahiran Payakumbuh, 15 Februari 1959 ini.

Sumber Minyak dari sumur-sumur yang terdapat di Gresik ini jadi perhatian oleh Burhan. "Minyak mentah di Gresik, oleh warga dikumpulkan dan dijual," ungkap Burhan lulusan S1 di Universitas Andalas, Padang 1984. Ini menyimpulkan, masih ada simpanan minyak bumi yang seharusnya dapat diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Karena persediaan minyak bumi saat ini sudah sangat menipis.

Lulus dari ITB dengan gelar Master of Science (MSc) pada tahun 1986, tidak menghentikan langkahnya sampai disitu. Burhan kemudian melanjutkan studi di Universitas Louis Pasteurs, Prancis dan berhasil mendapatkan gelar Doctor dalam bidang Geokimia Organik.

Dan akhirnya Burhan menjadi ahli Geokimia Organik dan selalu tidak pernah menghentikan langkahnya, dan dengan kemampuannya membawanya menuju Guru Besar. Geokimia Organik adalah salah satu cabang kimia organik bahan alam yang mempelajari bahan organik sedimenter dengan cara mengkaji evolusi yang melintasi perioda-perioda geologi.

Dalam seminar kali ini, Burhan memaparkan bahwa masih ada cadangan minyak bumi, namun proses untuk mengubah menjadi bahan bakar yang dapat digunakan, memerlukan biaya tidaklah murah. Dalam sesi tanya jawab, pertanyaan yang dilontarkan dari peserta seminar tentang teknik pengeboran minyak yang ditujukan untuk Burhan membuat peserta lainnya tertawa. "Kalau saya pengeboran kurang paham, tetapi nanti akan dijelaskan oleh yang lainnya. Saya rasa paling ahli adalah Inul," tutur Burhan sembari bercanda dengan para peserta seminar.

Saat ini Burhan selain mengajar di jurusan Kimia FMIPA ITS juga meneruskan penelitian untuk mengadakan bahan bakar alternatif. dengan motto hidupnya. "Suatu atom yang kehilangan satu elektronnya, justru bermuatan positif," tutur Burhan dengan senyumannya. (m3/rif)

Berita Terkait