ITS News

Rabu, 09 Oktober 2024
02 Juli 2007, 13:07

WE&T Sebar Virus Entrepreneur

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Adiningtyas, Direktur Teknis WE&T ITS, mengatakan, secara keseluruhan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang diikutinya ini memiliki program kerja menularkan virus gandrung dengan entrepreneurship. Banyak kegiatan untuk mengembangkan wawasan bisnis yang telah dilakukan WE&T. ”Selain mengadakan Seminar dan pelatihan, WE&T juga mempunyai sekolah bisnis intern yang khusus untuk menempa anggota WE&T,” kata mahasiswi Kimia 2004 ini.

Dalam seminar kali ini dikatakannya, WE&T mengangkat tema tersebut karena menyadari banyaksekali potensi entrepreneur di kalangan mahasiswa. ”Kita banyak memiliki konsep tapi tidak bisa langsung terjun,” kata Dining.

Dengan menghadirkan tiga pembicara yang kompeten diharapkan bisa menjadi ajang sharing pengalaman membangun sebuah usaha bisnis. Pembicara yang diundang antara lain, Purdi E Chandra pemilik Primagama dan direktur enterpreneur University, lalu Jaya Setiabudi pemilik Entrepreneur Camp Batam dan Andi Suparianto pemilik Coffe Toffe dan BSI Group.

”Ada pertimbangan dalam menghadirkan para narasumber itu. Jaya dan Andi tak lain adalah murid dari pak Purdi. Lalu, Andi sendiri sebagai sosok entrepreneur muda yang juga alumni ITS. Sedangkan Jaya Setiabudi memiliki sebuah camp entrepreneur di Batam,” papar Dining panjang lebar.

Sesi pertama diisi dengan kisah perjalanan bisnis dari Andi Supariyanto. Andi yang alumni D3 Teknik Mesin angkatan 1998 ini menceritakan lika-liku usahanya. Diakuinya, yang mendasari dirinya memulai bisnia adalah keterbatasan finansial anak kos. ”Saat itu saya juga merasakan kesulitan finansial. Uang kiriman tidak cukup untuk biaya hidup,” katanya.

Andi mengawali karir sebagai entrepreneur pada tahun 1999. Saat itu ia mulai usaha jual beli ponsel. ”Intinya saat itu saya jadi makelar. Dimana ada selisih harga diantara penjual dan pembeli, disitu ada untung,” kata pemuda yang ingin pensiun di umur 33 ini.

Setelah merasa cukup mumpuni dalam dunia jual beli ponsel, tahun 2002 Andi lalu mencoba membuka usaha servis handphone. Namun kiranya usaha tak selalu mulus. Andi mengalami kendala, dan harus gulung tikar. ”Saya sempat shok waktu itu,” kata pria yang juga Agent Manager Dennis Collection ini.

Andi memberikan petunjuk untuk memulai suatu bisnis, yang paling utama adalah kekuatan pikiran dan doa. Selain itu harus selalu memegang kontrol dan jangan pasrah pada nasib. ”Saya mempunyai prinsip. Apa yang bisa saya lakukan hari ini akan saya kerjakan dengan effort seratus persen. Masa lalu tidak bisa dirubah, masa depan tidak ada yang bisa memastikan tapi masa ini bisa dikontrol,” katanya bersemangat.

Mengenai keterbatasan modal yang biasa menjadi kendala mahasiswa untuk memulai usaha, dikatakan Andi, dapat diatasi dengan ber-mitra atau dengan meyakinkan investor. ”Jangan sampai keterbatasan yang kita miliki membatasi kita untuk meraih mimpi,” kata orang yang meyakini spiritual capital adalah hal yang paling dasar dan harus dimiliki entrepreneur ini.

Setelah pemaparan dari Andi dilanjutkan dengan materi dari Jaya Setiabudi. Purdi sendiri kerena kendala penerbangan dari Jakarta, dijadwalkan panitia hadir pukul tujuh malam. Selain mendapatkan materi seminar dari masing-masing pembicara. Peserta dari seminar ini juga mendapat fasilitas database peserta yang nantinya dapat menambah networking. ”Lewat seminar ini peserta juga dapat menambah link bisnis. Rencananya kami akan membuat database networking komunitas,” ujar Dining.(asa/rif)

Berita Terkait