Hal lainnya menyangkut perjanjian kerjasama pertukaran mahasiswa yang mengatur  antara lain soal lama tinggal bagi para mahasiswa dari kedua perguruan tinggi. Jumlah pertukaran mahasiswa  yang ditetapkan maksimal 2 orang mahasiswa dalam satu tahun, dan tiap mahasiswa akan dibebaskan dari biaya-biaya ujian masuk, administrasi, dan uang kuliah oleh perguruan tinggi tempat mereka belajar. Mahasiswa program pertukaran hanya menanggung beban biaya perjalanan, akomodasi dan kesehatan.

Penandatanganan MoU itu dilakukan antara Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo dengan Presiden atau Rektor Kumamoto University, Prof. Dr. Tatsuro Sakimoto. Dikatakan Priyo, melalui penandatanganan kerja sama ini pada tahun pelajaran mendatang diharapkan sudah ada realisasi terhadap pelaksanaan program pertukaran mahasiswa antara ITS dengan Universitas Kumamoto, dan ini tentu mempunyai konsekuensi terhadap bahasa pengantar yang digunakan dimana ada mahasiswa program  pertukaran itu.

“Ini merupakan langkah awal dari keinginan ITS untuk memperoleh pengakuan kelas dunia yang menjadi program kerja saat ini. Melalui pertukaran mahasiswa ini maka mata kuliah yang ada di ITS atau di Universitas Kumamoto secara otmoatis harus memiliki kesamaan agar bisa diakreditasi hasil akademiknya,” katanya.

Dikatakannya kerjasama dengan Kumamoto University sudah dilakukan sejak tahun 2004, karena itu sudah banyak para dosen ITS yang berasal dari perguruan tinggi itu. ”Kerja sama ini juga merupakan rangkaian dari kerjasama program PREDICT-ITS (Project for Research and Education Development on ICT in ITS) yang telah dimulai sejak tahun 2006 lalu.

Sementara itu Rektor Kumamoto University, Prof. Dr. Tatsuro Sakimoto mengatakan, melalui kerjasama ini upaya untuk saling tukar-menukar kepakaran dan kerjasama riset akan bisa ditingkatkan lagi. ”Sebagai sebuah perguruan tinggi ke depan tanpa kerjasama dengan perguruan tinggi lain, tidak akan mampu berkembang. Kami memandang ITS akan bisa menjadi patner yang baik melalui kerjasama ini,” katanya. (humas/asa)