ITS News

Senin, 07 Oktober 2024
07 Mei 2007, 16:05

Nuh Resmi Jabat Menkominfo

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Nuh terlahir dari keluarga petani sederhana di Gununganyar, Surabaya, 17 Juni 1959. Nuh tumbuh dalam lingkungan religius. Otaknya yang encer mengantarkannya kuliah di Jurusan Teknik Elektro ITS dan lulus pada 1983. Baru sebentar mengajar di almamaternya, ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier, Perancis. Gelar S2 dan S3 diperolehnya di perguruan tinggi tersebut.

Bahkan, dalam penelitian untuk disertasinya, Realisation du System de Controle de l’Appareil d’Hyperthemie Superficielle ATS 2000, Nuh mengembangkan sistem peralatan untuk terapi superficial bagi penderita kanker kulit. Peralatan tersebut kini masih digunakan di rumah sakit Val d’Aurelle Montpellier Perancis, sebuah rumah sakit khusus untuk kanker.

Kepakaran Nuh dalam bidang Control System – Biomedical System Engineering tersebut memperoleh pengakuan lengkap dengan turunnya keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI pada April 2004 yang mengangkat Nuh sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Digital Control System dengan spesialisasi Sistem Rekayasa Biomedika.

Dikenal Aktif Berorganisasi dan Kegiatan Sosial
meski jabatannya terbilang cukup banyak, Nuh bukanlah tipe ilmuwan yang asyik dengan dirinya sendiri dan ilmu yang digelutinya. Buktinya, selain aktif menulis beberapa artikel di media massa tentang berbagai hal, ia juga telah menelorkan tiga buah buku selama menjabat rektor ITS 2003-2007.

Nuh juga aktif dalam pengabdian masyarakat, termasuk berbagai kegiatan sosial di luar ITS. Jabatan yang pernah dipegangnya antara lain, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Jawa Timur, Sekretaris Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya, Anggota Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya, Ketua Yayasan Pendidikan Al Islah Surabaya, Ketua MUI Jatim, Pengurus Maarif NU Cabang Surabaya dan banyak lagi yang lainnya.

Dalam organisasi profesi, suami dari drg Laily Rachmawati Sp Perio ini, tercatat sebagai anggota Institute of Electrical and Electronic Engineering, juga sebagai Technical Committee Member pada kegiatan-kegiatan seminar ilmiah baik nasional maupun internasional.

Sosok yang intelek, religius dan bersahaja
Ayah satu orang putri ini juga aktif mengisi berbagai ceramah, mulai dari ceramah umum yang berkait dengan persoalan dasar teknologi hingga ke hal-hal yang mengaitkan dengan ke-Islam-an. Itulah sebabnya tidak berlebihan jika pada salah satu bagian buku yang diberikan kepada para wisudawan ITS itu terlihat betapa kentalnya pemikiran-pemikiran Mohammad Nuh dengan ilmu dan teknologi serta ke-Islam-an.
Dalam benaknya, ia selalu memikirkan orang-orang yang lemah dan miskin. Ia pun selalu berikhtiar bagaimana memutuskan mata rantai kemiskinan yang melilit orang miskin tersebut.

Menurut mantan Direktur Politeknik Elektronika Negeri ITS Surabaya ini, pendidikan adalah faktor utama dalam memutuskan mata rantai kemiskinan masyarakat, sehingga pendidikan merupakan salah satu isu pokok dalam pengembangan suatu bangsa. Ini karena peran yang dimainkan pendidikan sebagai “mesin” pencetak generasi yang akan meneruskan perjalanan suatu bangsa.

Fokus dalam ICT
Dalam pandangan Nuh, revolusi teknologi sebelumnya berbeda dengan revolusi ICT. Revolusi ICT mempunyai dampak yang lebih luas. Revolusi ICT, ungkapnya, telah menyebabkan terjadinya revolusi teknologi secara menyeluruh, karena ICT telah menjadi suatu komponen utama bagi semua teknologi lain termasuk yang sepintas tampak tidak berhubungan seperti kedokteran, sipil/arsitek, geologi, permesinan, pertanian, yang perencanaan dan operasionalnya sangat bergantung pada ICT.

”Termasuk di dalamnya juga revolusi ekonomi, karena ICT telah menjadi komponen utama bagi kegiatan perekonomian dengan melahirkan cara baru dalam berdagang, berproduksi, bertransaksi sehingga muncul istilah new economy, internet economy, knowledge economy, e-economy, dan sejumlah nama lain yang menyiratkan munculnya model ekonomi baru yang digerakkan oleh eksistensi ICT dalam bisnis,” paparnya.

Selain itu, terjadinya revolusi sosial karena ICT telah menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup dan pola bermasyarakat. Sehingga memungkinkan bekerja jarak jauh dengan waktu kerja bebas, belajar jarak jauh dengan waktu belajar bebas, memberikan ucapan selamat melalui sms, rapat melalui teleconference, hiburan sesuai permintaan, dan liburan virtual. Muncul pengertian information society, knowledge based society, dan e-lifestyle.

Sementara itu, tutur Nuh, di bidang informasi juga telah mengalami revolusi informasi, karena dengan ICT posisi informasi telah terangkat derajatnya dari suatu hasil samping kegiatan organisasi menjadi sumber daya (resource) utama organisasi yang sangat menentukan kemampuan bersaingnya. Dan dengan pengelolaan yang baik terhadap informasi telah mampu menghasilkan kekayaan pengetahuan (knowledge) yang sangat khas dan tak tergantikan bagi organisasi tersebut.

Ke depan, harap Nuh, negara berkembang yang telah berhasil mengeksploitasi ciri khas ICT, membuatnya menjadi pemain ICT kelas dunia yang diperhitungkan dalam waktu relatif singkat, serta menjadikan ICT sebagai ekspor unggulan. (humas/th@)

Berita Terkait