ITS News

Kamis, 16 Mei 2024
28 Januari 2007, 10:01

Jalan Lurus I Made Arya Djoni

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Disiplin, mungkin itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok Djoni di mata para mahasiswanya. Seperti yang dituturkan oleh Bayu Cahya Maulana, salah satu mahasiswa yang Tugas Akhirnya dibimbing oleh Djoni. Bayu yang datang bersama rekan-rekannya di Graha ITS pagi (27/1) itu mengatakan bahwa selama pengerjaan TA, Djoni memberlakukan sikap disiplin yang sangat kuat. Bayu juga mengatakan bahwa dalam pandangannya Djoni adalah seseorang yang perfeksionis. “Bapak menghendaki pekerjaan yang tulus, tidak setengah-setengah dalam pengerjaannya,” ujar Bayu.

Selain disiplin, Djoni yang membawakan makalah yang berjudul Peran Dinamika Fluida Dalam Peningkatan Efisiensi Mesin Konversi Enersi Tenaga Fluida dalam pidato pengukuhannya itu juga dikenal sebagai pribadi yang tegas. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh Muhammad Firdaus Nuzula. Mahasiswa jurusan Teknik Mesin 2002 ini mengungkapkan bahwa Djoni selama ini dikenal tegas dalam menghadapi mahasiswanya.

Sebagai dosen pembimbing laboratorium, Djoni bahkan tak segan-segan pernah memberikan nilai E kepada seluruh mahasiswa yang diasuhnya. “Tapi pak Djoni tidak pelit nilai, seringkali bapak sangat murah dalam memberi nilai pada mahasiswanya,” ungkap Firdaus.

Herman Sasongko, Ketua jurusan Teknik Mesin yang sekaligus rekan Djoni, mengungkapkan bahwa Djoni memiliki pribadi yang menarik. Herman berujar mengungkapkan bahwa Djoni memiliki jiwa dedikasi yang kuat dan senantiasa konsisten. “Pak Djoni yang saya kenal memiliki komitmen kepada moral yang sangat kuat, beliau adalah orang yang lurus,” ungkap Herman bangga.

Herman, selaku rekan Djoni ternyata pernah menjadi mahasiswa sekaligus dosen yang mengajar Djoni. “Iya, saat S1 Pak Djoni adalah dosen saya, tapi setelah saya S3 duluan gantian saya yang mengajar pak Djoni,” ujar Herman seraya terbahak.

Melihat profil Djoni adalah merupakan seorang akademisi yang langka Herman berpesan kepada mahasiswa ITS bahwa jangan selalu berorientasi pada hasil, karena sesungguhnya proses untuk menuju hasil adalah yang utama. “Seringkali mahasiswa saat ini menempuh jalan yang instan, padahal konsistensi dan komitmen adalah sesuatu yag sangat penting,” ujar Herman berpetuah. (ap/ftr)

Berita Terkait