Dwi meraih penghargaan itu berkat karya ciptanya di bidang sains, yakni perangkat lunak (software) pendeteksi koleksterol. "Namanya Iridosoft. Melalui iris mata, software saya bisa mendeteksi apakah seseorang termasuk kelompok kolesterol atau nonkolesterol," tutur mahasiswi kelahiran Ponorogo 21 September 1985 itu.
Bagaimana cara kerja Iridosoft? "Bola mata difoto close-up dengan kamera digital, menggunakan citra bmp. Hasilnya langsung ditransfer ke komputer," paparnya. Proses itu hanya berlangsung 5-10 menit.
"Memang, hasilnya baru bisa mengatakan kolesterol atau nonkolesterol. Tidak ada angka pasti berapa tingkat kolesterolnya," katanya.
Dari 60 data yang diuji, 45 di antaranya dapat diidentifikasi. Sisanya gagal. "Terkadang ada noise berupa kelopak atau bulu mata. Saya akan terus memperbaikinya," tutur mahasiswi yang berhak membawa pulang hadiah Rp 10 juta itu.
Dia terpilih bersama empat pemenang lain dari total 28 pendaftar. Sebelumnya, Menpora memanggil sepuluh kandidat untuk presentasi. Dwi satu-satunya kandidat perempuan yang dipanggil. (ara)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung