ITS News

Jumat, 17 Mei 2024
01 November 2006, 11:11

ITS-Universitas de La Rochelle Seminarkan Kajian Kangean

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selain akan dibuka oleh Sekjen Departemen Kelautan dan Perikanan, seminar ini nantinya juga menghadirkan beberapa peneliti dari Universitas de La Rochelle yang telah melakukan berbagai objek  penelitian di Pulai Kangean.

”Penelitian yang dilakukan sejak tahun 2002 di Kangean itu sangat multi displin. Sedikitnya ada tiga kelompok besar, masing-masing bidang biologi kelautan, geodesi, dan ekososiologi yang didalamnya menyangkut pula linguistik,” kata Aunurohim, dosen Jurusan Biologi ITS yang juga panitia dan ikut aktif melakukan penelitian bersama-sama di Kangean.

Dikatakannya, ada banyak potensi yang bisa diteliti di Kangean. Penelitian oleh ITS sendiri berkonsentrasi di bidang biologi kelutan dan teknik geodesi. Sedang para peneliti asal Perancis selain meneliti biologi kelautan juga meneliti yang berkaitan dengan bahasa dan antropologi.

”Penelitian di bidang antropologi ini ternyata amat menarik, karena di Kangean hidup dua suku yang berbeda, Madura dan Bugis. Sehingga bahasa yang ada disana sangat khas. Orang Kangean mengerti bahasa Madura, tapi orang Madura tidak mengerti bahasa orang Kangean. Ini sangat menarik dan unik,” katanya.

Sedang dari cabang biologi, Aunur menambahkan, objek penelitian di Kangean cukup banyak. Antara lain trumbu karang yang memang masih asli dan belum dijamah atau mengalami kerusakan. Juga tentang potensi mutiara yang ternyata hasilnya jauh lebih baik dibanding mutiara dari daerah lain di Indonesia.

”Penelitian saya sendiri berkait dengan makro plankton di perairan Kangean, yang bertujuan untuk mengetahui ekoteksiologi di sana. Sample dari beberapa biota laut di sana diperbandingkan dengan yang ada di Pantai Kenjeran. Hasilnya dijadikan sebagai bio indikator terhadap tingkat pencemaran logam berat antara di Surabaya dengan di Kangean. Asumsinya, di Kangean tentu kadar logam beratnya jauh lebih sedikit atau mungkin belum ada," katanya.

Sebelumnya, rombongan dari Universitas de La Rochelle-Perancis yang dipimpin Philippe Grange mengatakan bahwa dipilihnya Kangean sebagai objek penelitian adalah karena banyak kawasan disana yang belum terkena polusi. Sehingga Kangean sangat cocok untuk dijadikan objek penelitian. “Di bidang biologi kelautan misalnya, Kangean dengan keanekaragaman hayatinya sekarang bisa dijadikan bahan perbandingan kelak, manakala daerah itu sudah dilakukan pembangunan. Kami ingin mengamati itu semua sejak dini,” papar Philippe.

Sedang di bidang bahasa, lanjut Philippe, Kangean ternyata punya bahasa yang berbeda dengan Madura dan itu sangat khas. “Penduduk di sana menggunakan bahasa campuran antara bahasa Bali, Makasar, Bugis dan Madura. Saya tertarik meneliti itu,” kata Doktor di bidang lingusitik ini. (Humas/ftr)

Berita Terkait