“Bagaimana tidak, saya tinggal mengikutinya saja, karena semua itu pernah saya lakukan dalam pekerjaan sebagai product development yang waktu itu dijalankan hanya berdasarkan logika-logika saja. Ternyata saya menemukan teorinya saat kuliah di MMT. Jadi boleh dibilang saya tinggal memperdalam teorinya saja,” kata mantan karyawan PT Matel Indonesia, di Cikarang ini.

Diungkapkan Dewi, ia merasa kuliah yang dijalankannya di MMT ibarat orang yang sedang men-charger baterai, supaya punya energi baru untuk tetap bisa digunakan di tengah persaingan sumber daya manusia yang makin kompetitif. “Bagi saya setelah keluar dari PT Matel Indonesia dan hanya bertugas antar-jemput anak ke sekolah, rasanya ada sesuatu yang kurang jika tidak melakukan aktifitas tambahan. Karena itulah saya kemudian memutuskan untuk melanjutkan kuliah, sebuah cita-cita saya yang tertunda setelah bekerja dan berkeluarga,” kata alumnus Teknik Kimia ITB tahun 1994 ini.

Ibu berputra dua yang masih terlihat cantik ini pun mengakui, dirinya merasakan ada sesuatu tambahan yang bisa dijadikan bekal untuk kembali memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan Program MMT dan saat anak-anaknya sudah beranjak besar dan bisa mandiri. “Saya memang berencana untuk kembali bekerja, dan bekal ijazah MMT kiranya akan menambah daya saing saya di perusahaan,” kata ibu dari Aushaf dan Hilmy ini.

Dikatakan perempuan kelahiran Surabaya, 14 Januari 1970 ini, niatnya untuk kembali bekerja karena kini anak-anaknya memang sudah mulai mandiri dan bisa memahami apa yang bakal dilakukan oleh dirinya. “Jauh sebelumnya, anak-anak saya juga sudah terbiasa mandiri. Dengan kuliah yang menyita waktu untuk mereka di malam hari serta kesibukan ibunya menyusun thesis, kini mereka semakin memahami saya,” katanya.

Ia juga mengungkapkan betapa saat menyusun thesis ia harus pandai-pandai membagi waktu antara belajar dan mengasuh anak. “Sering kali ketika tengah malam, saat saya sedang asyik mengerjakan thesis anak-anak bangun dan minta untuk ditemani tidur. Saya pun mengalah untuk itu,” katanya. (Humas/ftr)