Dalam Latihan Kepemimpinan Managemen Mahasiswa Tingkat Lanjut (LKMM TL) yang berlangsung Jumat hingga Senin kemarin (17-20/2), pihak penyelenggara mendatangkan pembicara ternama di Jatim. Tokoh-tokoh itu adalah Drs Arif Afandi (Wakil Walikota Surabaya), Dr Ir Alisjahbana MA (ketua Kopertis), Ir Heryowiyanto (Kepala Badan Kesatuan bangsa Jatim), Priyatmoko MA (dosen Fisip Unair), Drs Suharmadi WS MM (Deputi VI/Kesbang POLHUMKAM) dan Dr Ir Achmad Jazidie Meng (Pembantu Rektor III ITS). Bahkan camat Prigen Pasuruan, Drs Abdul Munif SH, pun menyempatkan diri dalam seremoni pembukaan kegiatan, Jumat siang.
Menurut ketua panitia penyelenggara kegiatan, Ir Imam Prayogo hadirnya semua pembicara ‘top’ ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri. ”Nara sumber tak satupun absen, mereka memang ingin kegiatan seperti ini dapat ditindaklanjuti. Ini merupakan hasil yang menggembirakan. Harapannya LKMM TL ini dapat ditangkap sebagai peluang dalam meningkatkan potensi,” tandas Pembantu Dekan III FTSP ini.
Salah satu pembicara, Drs Arif Afandi, mengungkapkan tentang fenomena banjir yang kini menjadi ciri khas kota Surabaya. ”Mengapa terjadi gangguan seperti ini? Nah, kita dituntut untuk menelusuri berbagai fakta misalnya karena daratan di Surabaya lebih rendah daripada permukaan air laut. Lalu sekarang bagaimana cara mengatasinya?” tanya pria kelahiran Blitar ini.
Sebagai wakil wali kota (wawali) Surabaya, Arif menegaskan selama ini pemerintah kota hanya mengandalkan rumah pompa untuk mengatasi banjir. Sembari bercanda, Arif menegaskan dirinya tidak sepakat jika Surabaya dikatakan banjir. ”Saya nggak setuju kalau disebut banjir, substansinya nggak ada, tapi yang ada hanya tergenang air,” guyonnya disambut tawa peserta.
Selanjutnya, Arif mengharapkan mahasiswa tidak hanya terlibat dalam persoalan yang bertaraf nasional dan internasional saja. ”Saya berharap mahasiswa aktif terlibat dalam permasalahan kota, tidak hanya berkutat pada issue nasional saja,” imbuhnya.
Berbeda dengan Arif Afandi, Dr Ir Alisjahbana MA, mantan ketua KONI Surabaya dan mantan Sekkota Surabaya, lebih menjelaskan tentang indikator perkembangan bangsa. ”SDM adalah masalah serius karena ini berhubungan dengan etos kerja,” ujar Ali mengawali. Untuk itu, ditambahkannya, dalam hubungannya dengan masyarakat perlu diketahui apa kebutuhan masyarakat. Sehingga, diharapkan nantinya terjadi perubahan menuju keterbukaan. ”Perubahan itu menuntut sikap untuk senantiasa memotivasi diri. Perubahan ini pun dalam rangka mengukur masyarakat,” papar dosen Pascasarjana ITS ini disimak baik-baik oleh semua peserta.(th@/asa)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung