ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
28 Januari 2006, 07:01

Bawean, Potensi Baru Wisata Jatim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Masih soal lokakarya Pemasaran Kawasan Wisata bahari Pulau-pulau kecil di Jawa Timur yang digelar Kamis (26/1) di Rektorat lt.1 ITS. Acara ini diprakarsai oleh lima institusi yaitu Pusat Kelautan LPPM ITS, Konsorsium Kemitraan Bahari (KKB)-RC Jatim, Dewan Maritim daerah Jatim, Departemen Kelautan dan Perikanan serta Kadin Jatim. Peserta pun datang dari dinas-dinas terkait di Pemprop Jatim, Pemkab gresik, DPRD Jatim, DPR kabupaten Gresik, akademisi Perguruan Tinggi, Kadin, sektor swasta, serta LSM.

Menurut Ir Suparwoko Adisoemarto MM, Kepala sub Dinas Perikanan dan Kelautan propinsi Jatim, pulau Bawean mempunyai daya tarik tersendiri bagi Pemprop Jatim. Awalnya, dimulai adanya keinginan Pemerintah Propinsi Jatim untuk mengembangkan pulau Bawean sebagai kawasan wisata bahari. Sebab hal ini merupakan peluang ikon wisata baru di Jatim selain kawasan wisata pegunungan Bromo.

Untuk itu, lanjut pria yang akrab disapa Woko ini, Konsorsium Kemitraan Bahari (KKB) Jatim mengusulkan pendekatan dalam pemasaran kawasan (marketing places) untuk mengembangkan pulau Bawean. Pengembangan tersebut, ungkapnya, tidak sekedar perencanaan strategis yang lazim dan lebih berorientasi sumberdaya alam tapi kurang mempertimbangkan pasar. “Jangan lupa, harus ada tiga komponen dalam menjalankan pemasaran, yaitu komponen produk, pelaku yang memasarkan, dan konsumen yang butuh,”

Woko pun menceritakan kondisi yang dapat digambarkan dalam perjalanan menuju Pulau Bawean yang termasuk dalam kabupaten Gresik. “Biasanya untuk menuju ke sana ditempuh menggunakan jetvoil, perjalanannya sekitar dua jam. Namun, dalam seminggu hanya ada dua kali jadwal pemberangkatan. Nah, kendala yang dialami memang pada transportasi,” cerita pria berkacamata ini panjang lebar. Oleh karena itu, imbuhnya, diperlukan pembangunan sarana infrastruktur yang memadai yang didapat melalui kebijakan pembangunan infrastruktur untuk pulau Bawean. “Tapi, jika hanya diandalkan dari pemerintah saja, maka lima tahun ke depan dirasa masih belum bisa berkembang,” komentarnya.

Dibutuhkan perhatian khusus dalam membuat suatu formulasi kembali pulau-pulau kecil (PPK) serta perlu adanya integrasi masyarakat. Karena, yang banyak terjadi pada masyarakat yang tinggal di PPK adalah kemiskinan. “Rencananya pula kami akan menjadikan pulau Bawean sebagai transit wisata para pelancong dari pulau Lombok,” imbuh Woko. “Di pulau Bawean itu ada 22 obyek wisata yang dapat dikunjungi, kami telah kaji itu dan ingin jual, tapi masalahnya ada pada transportasi. Tarifnya saja seratus tiga puluh ribu untuk sekali berangkat, bagi turis asing memang tidak masalah, tapi bagi kita mahal,” papar Woko. Nantinya, lanjut Woko, kami akan menjalin kerjasama dengan dinas perhubungan laut. Terakhir Woko berharap agar RUU tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil segera disahkan.(th@/ftr)

Berita Terkait