ITS News

Kamis, 25 April 2024
07 Desember 2005, 09:12

JMMI Galang Seribu Tanda Tangan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Aksi penggalangan tanda tangan yang diselenggarakan oleh tim Pusat komunikasi (Puskom) JMMI ITS sebenarnya direncanakan Senin (5/12) yang lalu. Namun karena beberapa hal, kegiatan ini baru terlaksana mulai hari Rabu (7/12).

Menurut Cahyo A selaku anggota Puskom JMMI, yang ditemui Rabu (7/12), acara ini merupakan sebuah respon terhadap derita yang dialami oleh umat muslim di Palestina hingga hari ini. “Wacana ini tidak akan pernah usang meskipun penjajahan di Palestina sudah 50 tahun lebih,” komentar Cahyo. Dan, meski aksi ini bertajuk pengumpulan seribu tanda tangan, tetapi pihak JMMI berharap lebih banyak lagi tanda tangan yang dicantumkan.

Aksi penggalangan ini, lanjut Cahyo, merupakan acara pembuka dari rangkaian kegiatan solidaritas untuk Palestina. Diantaranya ada kegiatan yang lebih besar yaitu aksi longmarch yang dijadwalkan dilakukan pada Jumat (9/12) nanti. Rencananya, setelah sholat Jumat akan ada komando dari pihak Puskom JMMI ITS untuk segera bergerak bersama. Tujuannya, Cahyo menjelaskan, kali ini menuju Grahadi sebagai tempat berkumpul longmarch oleh lembaga dakwah kampus se- Surabaya. JMMI sebagai pusat komunikasi daerah forum silaturahmi lembaga dakwah kampus (Puskomda FSLDK) se-Surabaya akan mengkoordinasikan acara ini.

Selain diikuti oleh aktivis mahasiswa Islam se-Surabaya, ternyata aksi ini juga serentak akan dilaksanakan secara nasional. “InsyaAllah, dilakukan serentak jam satu di seluruh Indonesia,“ kata Evi Firdaus, koordinator kegiatan aksi Puskom JMMI untuk Palestina. Rangkaian kegiatan ini telah dikoordinasikan secara nasional oleh Puskomnas LDKI (Pusat komunikasi nasional Lembaga Dakwah Kampus se-Indonesia) ke kampus-kampus yang memiliki LDK beberapa bulan sebelumnya. “Kami juga menggalang dukungan dari ormas-ormas Islam, intinya menunjukkan betapa besarnya dukungan kalangan umat islam untuk pembebasan Palestina,” tambah mahasiswi jurusan Teknik Informatika angkatan 2003 ini. Namun, untuk kesepakatan dengan ormas itu, pihaknya masih menunggu benang merah atas dukungan mereka terhadap Palestina.

Mahasiswi yang akrab disapa Evi ini juga menegaskan bahwa hari Intifadhah berdekatan dengan peringatan HAM yang jatuh pada 10 Desember. “Aksi ini bertepatan dengan peringatan HAM, tapi mengapa HAM di Palestina juga tercabut?” tanyanya.

Di ITS sendiri, diharapkan banyak mahasiswa muslim ITS yang mengikuti acara ini sebagai simbol dukungan Indonesia untuk kemerdekaan Palestina. Cahyo mengatakan bahwa banyak mahasiswa muslim ITS yang belum menyadari segala hal yang terjadi pada umat muslim di belahan bumi lainnya. “Makanya kami mencoba untuk mengajak agar mahasiswa tau apa yang sebenarnya terjadi,” papar Cahyo. Seperti yang diketahui, Palestina telah dijajah oleh Israel sejak 1948. Selama ini banyak cara yang dilakukan untuk menghentikan penjajahan Israel, mulai dari adanya hari Intifada di tahun 1987 hingga berbagai kecaman yang dilakukan PBB. Namun, itu semua tidak dapat menghentikan penjajahan Israel atas Palestina sampai detik ini.

Sementara itu, LDKI juga akan mengadakan sebuah simposium internasional untuk kemerdekaan Palestina. Simposium ini rencananya akan diadakan pada tanggal 17 Desember 2005 mendatang di kampus Universitas Indonesia (UI). “Nantinya, kami akan mengundang perwakilan tiap benua dan wakil PBB untuk datang,” tandas Evi mengakhiri wawancara. (m2/th@/sep)

Berita Terkait