Almarhum meninggalkan seorang isteri (Titi Susilastuti) dan dua orang anak masing-masing Adhita Pratiwi (26) dan Indria Hapsari (24). Sebelum dimakamkan di pemakaman umum Keputih, jenazah disemayamkan terlebih dahulu di Plasa Dr Angka, kemudian dilepas oleh civitas akademika ITS.

Almarhum adalah alumni ITS Jurusan Teknik Perkapalan tahun 1975, diangkat menjadi dosen ITS mulai tahun 1979, pangkat terakhir Lektor Kepala. Semasa hidupnya beliau pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan II di FNGT ITS tahun 1984-1990. Penghargaan yang diterima antara lain piagam dosen teladan ITS tahun 1983, Satya Lencana Karya Satya dari pemerintah, Dwidya Satya Perdana dari ITS, dan Dwidya Satya Madya juga dari ITS.

“Pak Widodo bukan hanya sebagai guru, tapi juga ayah yang telah berhasil menghantarkan putra-putranya untuk mandiri,” kata Ir Syarief Widjaja Ph.D, Pembantu Rektor II ITS, mewakili rektor dalam sambutannya. Syarief Widjaja juga menambahkan, banyak hal telah diperbuat oleh almarhum Widodo untuk ITS khususnya Fakultas Teknologi Kelautan Jurusan Teknik Perkapalan. “Sebagai dosen Pak Widodo telah melahirkan ratusan atau bahkan ribuan insinyur-insinyur perkapalan. Saya sebagai muridnya cukup banyak menerima ilmu dari beliau, karena itu kita berharap jalan Pak Widodo menghadap Sang Pencipta tidak mendapatkan hambatan,” katanya.

Mengutip salah satu hadis Nabi Muhammad SAW tentang tiga amalan manusia yang terus mengalir setelah seseorang meninggal, Syarief Widjaja, mengatakan, Widodo telah memiliki ketiganya. Pertama, sebagai seorang ayah, almarhum telah menghantarkan dua putranya untuk mandiri dan insya Allah dapat menjadi anak-anak yang bisa mendoakan orang tua. “Kedua, ilmu yang bermanfaat, Pak Widodo sudah melakukan itu dengan mengabdikan dirinya di ITS, ilmu-ilmunya banyak dimanfaatkan oleh para lulusan teknik perkapalan, dan ketiga amal jariah. Insya Allah Pak Widodo, memiliki ketiga-tiganya,” katanya. (Humas/bch)