ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
27 November 2005, 12:11

Peranan Statistika Dalam Kebijakan Pembangunan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Rektor ITS Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA, dalam sambutan pembukaan seminar Nasional Statistika ke-VII yang digelar di ruang sidang rektorat lantai 3, Sabtu (26/11), mengatakan bahwa pekerjaan statistikawan itu sangatlah beresiko. ”Setidaknya ada tiga resiko yang akan dihadapi seorang statistician (statistikawan, red),” kata Nuh. Resiko itu antara lain resiko di atas kertas, resiko material, bahkan resiko fisik.

Dicontohkan Nuh, untuk resiko fisik, akan sering kali dihadapi leh petugas yang melakukan pendataan di lapangan. ”Petugas yang mendata dana kompensasi pasti akan dikejar-kejar masyarakat. Apalagi kalau datanya tidak tepat,” ujarnya disambut senyum peserta.

Namun Nuh juga menghimbau kepada ahli statistika agar tidak terburu-buru mengunggulkan knowledge jika hanya mempunyai data. Data yang ada harus dianalisis terlebih dahulu sehingga lebih bermanfaat. Perguruan tinggi pun dapat membantu sebagai kontempart.

Sementara itu, keynote speaker dari BPS Pusat, Deputi Bidang Neraca Nasional dan Analisis Statistik, Dr Slamet Sutomo membawakan sambutan Kepala BPS Choirul Maksum dengan judul Data Publik, Pengumpulan dan Pemanfaatannya. Ditekankan Choirul dalam tulisannya yang dibawakan Slamet, Data Statistik memang dapat memberi suatu indikasi pertumbuhan pembangunan di Indonesia.

” Peranan data statistik yang lengkap, mutakhir dan akurat tak perlu diragukan lagi. Data itu sangat berguna sebagai dasar pengambilan keputusan, pemantauan dan evaluasi,” paparnya.

Dikatakan Sutomo, saat ini mampukah Negara menurunkan jumlah penduduk miskin menjadi 8,2 persen pada tahun 2009. Lalu mampukah target pertumbuhan pembangunan sebesar 6 persen di tahun 2009 tercapai? ”Padahal saat ini pertumbuhan melambat. Belum lagi jumlah Rumah Tangga miskin penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) membengkak karena semua keluarga ingin dapat bantuan itu bahkan sampai menekan petugas pendataan,” katanya.

Maka BPS berharap semua pihak penyelenggara statistic agar terus berusaha meningkatkan mutu data dan penyajian yang mudah dipahami masyarakat umum. ”Sehingga nanti akan terbentuk masyarakat yang sadar akan pentingnya statistik,” katanya menutup sambutan.

Seminar Nasional Statistik ini selalu terselenggara tiap dua tahun sekali. Dan dalam seminar ke-VII kali ini, dikatakan Dra Tuti Rumiati MSc pihaknya mengetengahkan kaitan statistic dengan kebijakan ekonomi yang saat ini sedang tren. Dalam seminar nasional ini juga diikuti 64 pemakalah dengan berbagai bidang ilmu statistik. (asa/rin)

Berita Terkait