ITS News

Kamis, 28 Maret 2024
12 November 2005, 19:11

Pakar AS Bagi Ilmu Mengumpulkan Donasi

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Setiap perguruan tinggi, menurut Michael, tidak hanya dapat mengandalkan donasi dari pemerintah, perusahaan dan alumni saja. Donatur bisa dari siapapun. Di Amerika, bahkan tukang kebun pun dapat turut menyumbang. “Bisa dari tetangga sekitar kampus yang cinta dengan kampus kita, peduli dengan kampus kita. Mengumpulkan donasi bukan hanya membangun hubungan dengan orang yang mempunyai uang. Bahkan jika yang mereka beri hanya satu dolar, terima saja," paparnya.

Dengan mengidentifikasi seluruh sumber dana yang ada, menurut Vice President Philantropy and Alumni Affairs Research Foundation ini, diharapkan pengumpulan donasi akan lebih maksimal.

Setelah mengumpulkan donasi, kewajiban perguruan tinggi adalah terus menjaga hubungan baik dengan donatur. Hal ini dilakukan diantaranya dengan cara personal melalui kunjungan. Michael pun mengaku ia lebih suka bertemu dengan donatur-nya sambil minum teh dan bercengkrama di sore hari.

Agar donasi yang diberikan dapat berkelanjutan, dikatakan Michael, pihak perguruan tinggi harus menjaga kepercayaan donatur. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerbitkan laporan pertanggung jawaban. “Terbitkan laporan tahunan, laporkan setiap pengeluaran yang diberikan dan kemana mereka digunakan. Jika anda melakukannya dari awal, mereka akan mempercayai anda,” tegas pemakai jas abu-abu ini. Setiap penggunaan sumbangan pun harus tercatat, siapa yang menggunakannya dan untuk apa digunakan.

Michael juga menyebutkan, kepercayaan itu bisa saja diperoleh di awal kerjasama. Pihak perguruan tinggi dapat menyusun dan memberikan daftar pembangunan dan kegiatan akademis perguruan tinggi yang akan dialakukan dalam setahun kedepan. Sehingga calon donatur mendapat gambaran kemana uang mereka akan digunakan. Pola pikir mencari dana saat ada keperluan atau pembangunan, tegasnya, haruslah dirubah.

Bukan Komersialisasi Universitas
Menghimpun donasi dari perusahaan, menurut Michael, bukanlan sebuah upaya komersialisasi perguruan tinggi. Menerima sumbangan tersebut tidak berarti pihak perguruan tinggi turut mempromosikan produk perusahaan. Karena yang diambil dari perusahaan tersebut bukanlah produknya, melainkan kerjasama antar industri-perguruan tinggi.

Selain untuk biaya operasional pembangunan dan beasiswa, donasi dari perusahaan dapat juga digunakan untuk kerjasama penelitian dan magang. Bahkan menurut Michael, hubungan yang terjalin dengan baik dapat memudahkan alumni untuk kerja di perusahaan tersebut.

Jenis produk yang dibuat oleh perusahaan juga bukanlah penghalang kesediaan menerima dana. Perusahaan manapun boleh menyumbang. “Bahkan sumbangan dari perusahaan rokok sekalipun. Mungkin mereka merasa bersalah karena produknya telah membunuh banyak,” candanya.(ftr/asa)

Berita Terkait