ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
07 November 2005, 10:11

ITS-PT PAL Rancang Kapal Siluman Anti Radar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Penandatanganan kerja sama itu, kata Rektor ITS, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, Senin (7/11) siang, akan dilakukan antara dirinya selaku pimpinan ITS dengan Dirut PT PAL Edwin Soerjadjaja. ”Momentum Lustrum ke-9 pada 10 November nanti kami jadikan sebagai bagian dari upaya untuk membangun kemandirian bangsa ini sebagai mana diamanatkan oleh Presiden pertama RI, Bung Karno ketika meresmikan pendirian cikap bakal ITS pada 10 November 1957,” katanya.

Diungkapkannya, kerja sama yang akan ditandatanganinya itu berawal dari pertemuan beberapa perguruan tinggi yang diprakarsai Departemen Pertahanan dan Keamanan beberapa bulan lalu yang menginginkan Indonesia dapat menguasai teknologi stealth untuk kapal jenis corvet sebagai bagian dari upaya pemerintah melindungi kekayaan laut dan keamanan.

Waktu itu beberapa perguruan tinggi yang diundang memaparkan konsep dan rencana kerjanya, termasuk ITS. ITS mempresentasikan untuk menguasai teknologi stealth ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki kapal itu diantaranya, tidak bisa terdeteksi oleh radar dimana posisi sebuah kapal berada, panas atau thermal yang ditimbulkan dari pergerakan kapal juga harus dapat dihilangkan demikian juga dengan getaran dan gelombang elektromagnetiknya,” katanya.

ITS mencoba memberikan solusi bagaimana sebuah kapal tidak bisa terditeksi oleh radar, minimal bisa dilakukan dari bentuk dan material kapal yang dibuat. “Tentu apa yang diusulkan oleh ITS ini bukan tanpa pengalaman, karena selama ini ITS cukup berpengalaman didalam teknologi radar, sehingga sangat memungkinkan pula mengembangkan kapal yang antri radar,” kata Nuh menambahkan.

Nah atas dasar itulah, katanya menambahkan, maka terjalin kerja sama antara ITS dan PT PAL dalam bidang penyiapan rancangan pembuatan kapal siluman anti radar. “Kini ITS sudah memiliki dan mengembangkan simulasi-simulasinya tinggal bagaimana menterjemahkannya di lapangan. Minimal dalam waktu setahun rancangan itu sudah harus selesai dikerjakan,” katanya.

Kenapa setahun? Karena, kata mantan Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS ini, kemampuan untuk menunjukkan kalau Indonesia juga mampu menguasai teknologi stealth, secara tidak langsung didukung pada keinginan pemerintah untuk menunda pembelian dua kapal lain berteknologi serupa yang kini dua diantaranya sudah di pesan di Belanda. “Jika PT PAL bersama ITS sudah mampu merancang kapal berteknologi stealth, maka kemungkinan besar dua kapal lainnya akan dibuat di dalam negeri, karehna itu waktu setahun merupakan batas waktu minimal untuk merealisasikan rencana itu,” katanya.

Berapa dana yang dibutuuhkan untuk serengkaian penelitian itu? “Cukup besar, kisarannya antara Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar. Tapi itu relatif kecil jika dibandingkan dengan harga dua buah kapal yang kini sudah di pesan di Belanda senilai 340 juta dollar AS untuk dua kapal,” katanya.

Nuh juga menambahkan, jika rancangan ITS bersama PT PAL nantinya benar-benar bisa direalisasikan, maka merupakan sebuah kemajuan besar dan spektrakuler di bidang perkapalan Indonesia khususnya pada teknologi pertahanan, karena selama ini teknologi perkapalan kita memang sudah maju, tapi untuk kebutuhan pertahanan dalam bidang teknologi stealth belum mampu dikuasai. Sedikitnya ada sekitar 11-12 orang pakar dari berbagai disiplin ilmu di ITS yang akan terlibat di dalam proyek ini. (Humas/bch)

Berita Terkait