ITS News

Kamis, 28 Maret 2024
22 Oktober 2005, 15:10

Assabiqun Kembali Adakan Pengobatan Gratis

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bulan Ramadan kali ini dilengkapi kondisi indonesia raya yang labil. Banyak instansi ataupun dengan nama pribadi beramal membantu sebagian masyarakat yang dilanda kesulitan. Kajian keislaman Assabiqun, Program Studi (prodi) Perencanaan Wilayah dan Kota tidak ketinggalan dalam perlombaan memperbanyak amalan ini. Bentuk kegiatannya adalah pengobatan gratis di kawasan Barata Jaya. Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Jaringan Rakyat Tertindas (Jerit), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan paguyuban warga stren di kawasan tersebut sangat membantu terealisasinya acara ini.

Bantuan yang diberikan berupa pengobatan gratis kepada 60 orang warga. Ketua Kajian, Iqbal mengatakan, ”Adanya kerjasama dengan PKS, memberanikan kami menargetkan 65 orang. Namun sampai batas waktu yang diberikan oleh Dokter BSMI, baru 60 orang saja yang mendaftar.” BSMI menyediakan dua dokternya untuk bakti sosial pengobatan gratis ini.

Jika PKS membantu dalam penyediaan obat dan BSM dengan dokternya, Jerit membantu dalam penentuan lokasi pengobatan gratis ini. Bentuk kongkritnya berupa pendampingan survey beberapa mahasiswa PWK oleh Jerit. Berry, salah satu personel Jerit menjelaskan,” Sejak adanya pembagian dana kompensasi Bahan Bakar Minyak (BBM), setiap orang yang survey di daerah rakyat miskin, seperti stren kali ini misalnya, selalu dicurigai. Sehingga perlu orang yang cukup terpercaya untuk melakukannya.”

Jerit sudah sejak tahun 2000 bekerja sama dengan ITS, khususnya mengenai lingkungan sosial di Surabaya. Mengenai penindak-lanjutan pembangunan kawasan stren kali, Jerit berprinsip renovasi bukan relokasi. ”Sebenarnya warga memilih tinggal di stren kali terlebih karena keterpaksaan. Kalau saja punya uang yang cukup, pasti lingkungan yang lebih layaklah yang dipilih sebagai tempat tinggal.” tambah Berry.

Misno, humas paguyuban warga stren kali ini contohnya. Awalnya dia tinggal di Bratang, namun karena ada permasalahan yang mendesak, dia menjual tanahnya. Sehingga sekarang dia tinggal di stren kali. Misno cukup menghargai acara seperti ini. ”Acara bentuk seperti inilah yang sangat diharapkan,” ujarnya.

Menurut Berry, warga yang benar-benar perlu dibantu adalah seperti mereka yang hidup di kawasan stren ini. ”Mereka benar-benar warga miskin,” tambahnya. Selain itu, warga yang benar-benar miskin ini sampai sekarang belum menerima dana kompensasi BBM. Mereka sering terbentur dengan urusan administrasi kelurahan. Karena mereka hidup di hunian liar, mereka tidak terdata sebagai penduduk suatu RT atau RW.(mac/ard)

Berita Terkait